Cerita-cerita lucu, aneh, dll aku rangkumin dari blog-ku yang sebelah yaaa... klik aja kalo mau liat, semua :D
happy Sunday!
Smoga sehat selalu ^^
Bismillahirrahmanirrahim...
Minggu Pertama Obsgin | for everyone |
Ini
satu minggu pertama di bagin Obsgin, atau Kandungan dan Kebidanan.
Bagian besar yang katanya cukup berat, dengan berbagai tekanannya. Hal
itu sempat bikin stres berat di hari pertama, tapi hati memutuskan untuk
berusaha menikmatinya di hari kedua, dengan prinsip : namanya juga
belajar, dimarahi ya biasa saja.. kayak nggak pernah aja..
Niatnya
juga cuma buka MP di akhir minggu, tapi belum bisa.. hehe.. Begitu ada
waktu nganggur, pengennya buka ini. Tapi kalau lagi kebagian minggu VK,
pastinya nggak bisa buka.. Kalaupun ada waktu di rumah, mending buat
tepar.
Jadi
stase ini terbagi jadi 3. Poli, Bangsal dan Instalasi Bedah Sentral,
dan Kamar bersalin atau VK. Semua punya 'keunikan' dan 'tantangan'
masing-masing. Tapi aku percaya, 3 bulan nggak akan berasa lama, dan
akan segera selesai begitu saja sampai merasa nggak cukup waktu. Kayak
waktu selesai stase Interna kemarin.. berasa belum punya banyak
pengalaman. *Menguatkan diri-sendiri*
Minggu
ini sedang berada di Poli. Yang mana itu berarti, minggu 12 atau minggu
terakhir sebelum ujian kami akan berada di kamar bersalin.. Itu
lebaran! Maka aku akan absen dari acara lebaran. Karena selama libur
lebaran itu, aku akan jaga sekitar 12 jam-an. Itulah yang biasanya bikin
'rontok' di stase ini. Jam 7 pagi sampai jam 2 siang adalah jam kerja.
Lanjut jaga sampai jam 10 malam. Ganti jaga jam 10 malam sampai jam 7
pagi, lanjut jam kerja. Jadi 1 orang, di hari normal, rata-rata bisa
kerja selama kurleb 15 jam. Maka nggak heran, mata-mata penjaga kamar
bersalin itu akan seperti panda.
Di
minggu pertama saja, kami *bahkan laskar Poli* sudah terserang flu..
Cuaca peralihan memang selalu begini. Cuaca peralihan ini aroma memori
saat masuk kedokteran pertama kali. Waktu OpsPek yang begitu membuat
stres dan BB turun banyak. Doa-doa kami biasanya memohon untuk diberi
kesehatan, karena tanpanya, bekerja pun rasanya susah.
Terharu | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim..
Mungkin ada yang belum ngeh soal
kenapa aku begitu terharu mendengar bapak2 beradzan untuk bayinya. Di
luar ada yang menyebutkan adzan untuk bayi baru lahir adalah hadits
dhaif *mungkin nanti bisa ada yang share* aku mau cerita betapa hal itu
masih selalu membuat hatiku bergetar2.
Sekarang
kan lagi kebagian tugas di kamar bersalin, seminggu ini. Berangkat jam
6, pulang jam 9. Kalau hari libur begini, berangkat jam 6, pulang jam 6,
alhamdulillah. Jadi, pengawasan mulai dari ibu kenceng-kenceng sampai
ibu melahirkan biasanya aku ngeliat terus, perkembangannya. Dari ibu
yang tenang-tenang, sampai yang heboh. Melihat mereka yang kesakitan,
terutama yang diinduksi.. bukan main. Mau ke kanan sakit, ke kiri sakit,
terlentang apalagi. Pengen duduk, ke belakang, bukan main deeh...
Jadi
paham betul, bagaimana bahagianya dan keluarganya kalau si bayi lahir.
Nah, begitu lahir, ibu dibersihkan, bayi dibersihkan dan segala protap
yang ada selesai, biasanya sang ayah akan datang ke ruangan tempat bayi
itu ada, mengadzani. Aku, yang kadang sedang di ruang itu juga, terharu
rasanya mendengar kebahagiaan tersalurkan di suaranya. Apalagi kalau
anak pertama.. sementara anak sebelumnya sempat meninggal atau
keguguran...
Subhanallah, betapa menakjubkannya kita ada di sini sekarang.
Baby Catcher | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim..
Yap, it's my first time become a baby catcher. Wadisit? Dia bertugas untuk 'menangkap' bayi dari lemparan dokter Sp.OG yang baru 'melahirkan' bayi dari perut sang ibu.
Dengan
berkalungkan kain steril, aku berdiri siap di belakang dokter Sp.OG
dengan tangan seperti sedang berdoa... membuat cekungan dari kain itu.
Begitu dokter mulai menyayat rahim, aku sudah harus bersiap, dalam
hitungan detik bayi akan keluar, potong tali pusat, dan 'dilempar' ke
arahku. Waduh, padahal menurut cerita, dokter yang ini ngelemparnya suka
bikin koas jantungan.
Untungnya tidak. hehe.... Semua orang bilang, "Hati-hati!" Yaa cheeef eh..
yaaayaya.. Haaap!!! Si bayi langsung jatuh di pelukanku. Koass anestesi
membukakan pintu kamar operasi IGD untukku, aku berlari membawa si bayi
merah itu ke ruang VK IGD untuk dibersihkan, dihangatkan, ditimbang,
diukur2, dibedong, dll. Aku menunggu hasil timbangan, ukurannya, APGAR
score, dll... Yap! Setelah itu tinggal dilaporkan ke dokternya, dan
menulis laporan operasi :D
Memandikan yang Telah Tiada | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim...
Siang
itu aku jadwal jaga, tadinya mau pulang dulu karena ada yang gantiin
nunggu di VK *kamar bersalin* IGD. Tapi karena males, aku yang udah siap
pulang naik motor, balik arah. Jam itu kebetulan sedang ada operasi SC
(Sesar). Pasien ibu dengan pre eklampsi berat, atau tekanan darah tinggi
pada ibu hamil. Bisa menyebabkan IUFD, atau kematian janin, dan ibu itu
mengalaminya.
Usianya
sama denganku. Hamil kembar. Maka siang itu diadakan operasi cito
*darurat* untuk mengambil janin dalam kandungan segera. Aku sampai tepat
ketika 2 bayi mungil itu ada di box. Sedang dibersihkan, tadinya dari
jauh kupikir mereka masih hidup, ternyata sudah tidak lagi. Kalau
dilihat, bayi I *alias bayi yang pertama kali diangkat dari rahim* sudah
tampak seperti bayi biasa, hanya pucat. Cantik, manis. Beda dengan bayi
II, yang sudah mengalami maserasi. Silahkan cari artinya sendiri kalau ingin tahu seperti apa penampakannya.
Aku
membantu memandikan *tepatnya mengelap*, mengikat tali pusat, mengikat
kepala, tangan, kaki, dengan kassa. Lalu membungkusnya dengan kain
bersih. Semua keluarga pasien menangis pilu... kehilangan 2 bayi
sekaligus di usianya yang sudah cukup untuk lahir. Yang sudah lama
'dikenal' selama 9 bulan di perut ibu. Sampai aku berpikir, mungkin
keguguran memiliki kadar kesedihan yang lebih rendah daripada IUFD.
Lalu eyang si bayi menggendong mereka, membawanya pulang untuk dikebumikan. Sementara sang ibu masih dirawat di ICU.
Sejujurnya
aku lebih suka memandikan bayi yang aktif walaupun kesulitan
memandikan, dari pada memandikan bayi lunglai tanpa nyawa.
Sekelumit Cerita VK* | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim
VK *Verloskamer = Kamar bersalin
Seminggu
di VK, menyenangkan, meski kadang kaki pegel banget. Pengen banyak
cerita tentang seminggu ini, tapi mungkin seingetku aja. Kalo kebanyakan
juga nanti pada males bacanya.
Jam
kerjaku dari jam 6 pagi, lanjut jaga siang sampai jam 9 malam. Kecuali
hari libur, dari jam 6 pagi - jam 6 sore. Berangkat masih dingin, pulang
sudah dingin lagi. Berasa jadi karyawan :D
Ada
2 tempat kerja, VK depan - IGD, dan VK belakang - kamar bersalin.
Setelah menerima rujukan dari luar, dianamnesis, infus, periksa fisik
dan dalam, lalu dikirim ke ruangan. Waktu-waktu yang biasanya banjir
kiriman adalah maghrib.
Pengalaman jadi baby catcher.
Dicurhatin pasien, "Uh, kalo tau ngelairin sakit kayak gini, aku nggak mau ngelakuin, nyesel!"
Didatangi
ibu beranak 1, mengeluhkan anak perempuannya yang masih TK kalo pipis
sakit.. katanya habis digauli bapak mertuanya *bapaknya bapak tiri si
anak itu* miris abis
Bayi sesak napas, kejang, suhu 42 derajat, padahal manis banget bibirnya..
Mandiin jenazah bayi baru lahir.
Bayi lahir meninggal karena tali pusat lahir duluan.
4 orang melahirkan dalam waktu serentak, saat petugas medis hanya sedikit.
Ketemu kakak kelas waktu SMP yang mau ngelahirin.
Ada bayi atresia ani, alias tanpa anus.
.
.
.
.
.
kok banyak yaaaa?
Yang
jelas, meski capek, tetep menyenangkan... Meski diremes2 ibu
melahirkan, tetep asik.. Kalau kaki bisa diganti, enak kali yaa.. ;p
Makasih ya Susteer! | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim...
Si ibu mengeluh, merintih, perutnya kenceng2, mules, terlentang nggak enak, miring sama aja... Pinggang sakit bukan main.
Untuk
yang di umur kehamilan cukup bulan, masih tenang-tenang aja, alias
belum ada pembukaan berarti, biasanya disarankan induksi alias dikasih
obat untuk memacu pembukaan. Biasanya, yang di infusnya dikasi obat
inilah, yang mulesnya lebih sering dan lebih sakit.
"Ibuuu.. jangan ngejaan, nanti bawahnya bengkak.. tarik nafas panjang buuu... miring ke kiri."
Mengejan
sebelum waktunya memang bisa menyebabkan pintu jalan lahir bengkak,
makanya cara paling aman ya tarik nafas panjang dan lepas lewat mulut.
Miring ke kiri juga biar asupan oksigen ke bayi lebih lancar.
Setiap
30 menit, kami para koass harus meriksa DJJ *Denyut Jantung Janin* pada
para ibu yang pembukaannya sudah > 4 cm. Nggak mudah, selain sudah
makin sering mules, nyarinya juga butuh waktu, apalagi kalau si ibu
sudah mulai ngomel.
"Ibu... saya periksa dulu yaa..."
"Ugghhh.. bentar mbaakk.. lagi kenceeennnnnggg," kata si ibu sambil ngejan.
"Jangan ngejan bu, tarik nafas.."
"Uuughh, hhuuuehh.. sakiittt suusss *sering dipanggil suster*" sambil ngeremes lengan si pemeriksa, a.k.a aku.
"Buu.. ditensi dulu yaa."
"Tadi kan udaah."
"Iya bu, sekarang lagi."
"Suusss, pengen bera*."
"Iya bu, itu tandanya sebentar lagi, jangan ngejan dulu ya."
"Tapi pengeeennn."
"Buang aja di situ buu.."
"Mau di WC!"
"Nanti bayinya keluar di WC, di sini aja ya buu."
"Suss, ini lah udah nggak kuat laahh, sakiitttt, sesar ajaaa! Sedot aja suss! sedooot!"
"Lhoooo...
kan bisa keluar sendiri, ngapain disedot? Nanti kasian bayinya kalo
disedot. Lagian kepalanya belum turun masa mau disedot, ini bentar lagi
kokk buu.. tarik nafas panjang ya buu."
Bau
ketuban, udah biasa. Ketuban dicampur hasil pencernaan manusia juga
udah biasa. Apalagi kalau harus ngitung DJJ yang artinya harus nempelin
kuping di dekat perut ibu dengan alat, yang berarti kontak dengan si ibu
lebih dekat.
Kalau
lagi meriksa DJJ, pinggang si ibu lagi sakit, perut lagi kenceng..
tunda dulu, usap2 pinggang si ibu. Tau betul, mereka lagi
sakit-sakitnya, dan kami juga butuh memantau denyut si janin, karena
kalau ada kelainan, harus segera dilakukan sesuatu.
"Sus, maaf ya, tadi." Kata si ibu yang dari tadi minta disedot bayinya.
"Ya,
nggak papa Bu, santai aja.. " kataku sambil meriksa ibu di sebelahnya
yang baru melahirkan bayi yang sudah meninggal karena tali pusat lahir
duluan.
Ketika Ia Sesak Nafas | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim..
Ia datang dengan ibunya. Baru lahir. Ibunya perdarahan karena ternyata plasentanya masih tersisa di dalam rahim.
Dia
susah bernafas. Suhu tubuhnya lebih dari 40 derajat celcius. Kejang.
Kasian ya, pengen nangis tapi ga bisa, cuma ngerintih aja dia..
Sendiri Mulu | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim
Sebelum ini masih bisa, kemana-mana berdua. Jaga berdua. Beli makan berdua. Jalan berdua. Shalat berdua.
Tapi sejak masuk obsgin, sendiri sudah biasa. Makan harus gantian, jadi, meski sendirian ke kantin yang penting bisa makan.
Kalau
lagi jaga Kamar Bersalin, hal terpenting adalah air minum. Habis
melahirkan, nggak cuma si ibu melahirkan yang haus, yang nolongin juga
aus ga ketulungan. Air bening paling mantap. Kadang kalo lagi kepanasan,
pengennya minum yang dingin-dingin.
Dan,
aku baru nyadar, di stase ini aku jadi kurang menikmati perjalanan.
Biasanya kalau stase sebelumnya, tiap pulang aku bisa sambil menikmati
gunung Slamet yang terbentang di depanku dengan gagah. Tapi di stase
ini, kadang selirik aja liatya, nggak sampe senyum-senyum kagum. Waah...
jangan sampe aku kehilangan kenikmatan menikmati keindahan alam. Tapi
mungkin juga itu karena Purwokerto makin rameeee!
Nona, Hamil.. | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim..
Hari ini aku ada di bangsal. Bangsal di mana banyak orang bermasalah dengan kandungannya.
Pagi
ini aku ikut kuret. Bukan, bukan aku yang dikuret, tapi aku ikut
mengasisteni kuret. Ada 3 orang perempuan yang dikuret pagi ini, dan 1
orang biopsi. Salah satu dari orang yang dikuret baru berumur 17 tahun.
Dan dia membuat si bayi itu dengan guru olahraganya. Ah, tak taulah aku
bagaimana jalan ceritanya dan penyebabnya. Yang jelas aku tau dia
meminum obat untuk menggugurkan kandungannya, dan benar saja, gugur.
Hingga hasil konsepsi berupa calon janin berusia 16 minggu itu
berjatuhan di tanganku yang sedang memegang spekulum.
Lalu
aku dengan pasienku. Nona. 18 tahun. Hamil anggur. Sudah di suction
curretage hari sabtu. Aku tanya padanya, sudah berapa lama menikah?
Jujur saja, aku kagum dengan wajahnya yang begitu cantik, lembut,
bibirnya juga merah muda, manis. Baru mau, katanya, menjawab
pertanyaanku. Oo, kapan? tanyaku lagi, tanpa mimik heran. Besok, mau
daftar kuliah dulu. Oo, mau daftar di mana? tanyaku antusias. Di
Fakultas Hukum, katanya. Bagus sekali! ujarku.
Saat dokter visite kepadanya.
Buu! Jangan hamil selama 2 tahun! Bahaya! Ya! Si nona mengangguk-angguk
saja. Di luar, suster berkata, masih nona dok! Huh, ya, salah siapa
main-main... katanya.
Lalu
dengan pasien-pasien yang sudah stadium akhir. Kanker ovarium. Kanker
serviks. Rata-rata memang datang dengan kondisi sudah cukup parah.
Mestinya hanya bisa diperbaiki keadaannya dengan kemoterapi, tapi
kemoterapi pun butuh kondisi tubuh yang baik, jadi.. bagaimana? Banyak
berdoa ya Pak! Kita berusaha yang terbaik, tapi kita nggak bisa
berspekulasi.
Dan mata merah keluarga pasien pun akan jadi hal yang biasa.
Asisten Operasi | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim..
Pagi
tadi berangkatnya kesiangan. Rencana, hari ini nggak turun ke IBS
*Instalasi Bedah Sentral* karena ada senior yang mau turun. Eh ternyata
ada ujian mendadak, alhasil aku harus turun dar kahyangan eh bangsal.
Secepat kilat aku follow up pasien yang akan dioperasi. Alhamdulillah cuma 2 orang, laparotomi explorasi. Yay.
Gantian
ama temenku, aku jadi asisten operasi pasien kedua. Pasien dengan kista
ovarium dengan HbSAg (+) intinya ada kemungkinan pasien kena penyakit
Hepatitis B. Aku yang kadar titer hepatitis B dalam tubuh enggak
seberapa ini, ikut main, bahaya juga :D Tapi lillahi ta'ala smoga Allah
melindungi.
Aku baru nyadar operator dan asisten operasi I dan II pake handscoen alias
sarung tangan dobel pas udah mulai menyayat lapisan perut. Haa. ha. Aku
cuma selembar sarung tangan ukuran 7. Semoga aku nggak banyak terpapar
darah pasien, aamiin. Semoga sarung tanganku nggak bolong, aamiin. Semua
disediain gogle, aku engga. Yasudah, kacamata adalah pelindung mataku
tadi. Alhamdulillah nggak ada darah yang muncrat.
Setelah
kista terangkat.. Bayangkan ovarium alias indung telur itu terisi air,
seperti balon. Disedot sedikit cairannya, lalu diangkat. Et voila! Sudah selesai. Legaa.. hehe...
Telah Tiba Masaku | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim...
Akhirnya
dapet juga VK mandiri. Itu berarti, jaga tanpa ada koass senior atau
junior. 6 orang dibagi jadi 2, VK IGD dan VK belakang. Supaya cukup,
di-shift jadi 2-2, 2 sisanya dapat istirahat 8 jam. Meski begitu, bisa
saja ada yang dapat giliran jaga 24 jam atau 36 jam, lanjut terus sampe
rontok.
Meskipun
baru selesai menjalani jaga 24 jam, sebelum2nya gejala badan tidak fit
sudah terasa. Emang yang paling ngerti badan tu kita sendiri. Hari
senin, dapat jaga VK IGD, jadi kalau ada operasi cito alias segera,
dilakuin di OK *kamar operasi* IGD. Hari itu ada cesar, aku jadi ass-op.
Nggak lama, sampai tinggal jahit menjahit, gejala-gejala mau pingsan
kambuh. Argh! Mau kupaksakan, nanti kalau pingsan beneran bisa
ngerepotin orang-orang *iyalah!* Padahal waktu itu aku jadi ass-op 2,
dan kalau aku nyerah, tinggal sisa operator sama ass-op 1. Tapi aku tak
kuaatt...
"Pak! Saya nyerah ya! Mau pingsan!"
"Heh? Kenapa? Kenapa? kata pak ass-op.
"Udah keliyengan pak." *Mulai gaduh gelisah*
"Iya, iya gapapa dek!" residen obsgyn mengizinkan.
Aku mundur, jongkok.
"Kenapa to dek? Semalem abis berapa ronde?" ??
Baju op ditanggalkan, aku mundur teratur. Ga enak banget sama operator dan ass op, tapi apa daya??
Katanya, aku yang pertama kali mundur dari kamar operasi. Hew.. maafkaaan.. Untung baek-baek semua orang-orangnya.
Setelah itu, 2 kali op aku jadi baby catcher,
nggak sanggup rasanya kalo jadi ass op. Tadi pagi juga, cuma nolong
partus aja, bisa-bisanya udah muncul kunang-kunang. Ck, payahnya aku
ini.. dan 1 minggu belum berlalu :D Bismillah. Smoga diberi kekuatan
sampai akhir.
Kenapa judulnya itu ya? Hehe. Ya, Telah tiba masaku untuk ngedrop.
Cerita dari Kamar Bersalin : Episiotomy | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim
Dulu,
jauh sebelum masuk ke stase Obsgin, temanku SMP yang sudah menikah dan
punya anak berkata, "Ah, sekarang tuh kalo melahirkan pasti digunting
koh!"
Pada kenyataannya, ya memang, tapi...
Episiotomi
atau pengguntingan daerah perineum *antara kelamin wanita dan anus*
dikatakan: rutin. Tapi, bukan harus selalu dilakukan. Biasanya, pada ibu
yang baru pernah melahirkan, hampir pasti digunting bagian itu. Kenapa?
Ya karena kalau tidak, bisa terjadi laserasi, yaitu saat bayi terutama
kepala bayi lahir, ia akan menyobek bagian itu dan jadi tak beraturan.
Beda kalau di-epis, robekannya teratur sehingga mudah dijahit dan
kembali jadi cantik.
Untuk ibu yang sudah berulang kali melahirkan, tergantung ukuran bayi juga, tapi seringnya bisa mulus tanpa ada robekan.
Hampir
semua ibu atau calon ibu menolak digunting/epis. Epis dilakukan ketika
ibu kontraksi dan mengejan, kepala bayi sudah menyembul, tapi masih
belum bisa keluar karena sempitnya jalan keluar dan perineum menegang,
kaku. Saat sang ibu tahu sudah digunting dan akan dijahit, beberapa
ketakutan dan menolak, tapi kan harus. Hehe. Lagipula dikasih pengurang
rasa sakit, meski untuk jahit luar memang masih terasa sedikit. Tapi ada
pula ibu yang begitu tenang saat dijahit. Caranya adalah, tarik nafas
panjang, rileks, letakkan pantat di alas tanpa diangkat. Itu saja.
Suatu
kali seorang bidan melahirkan. Ia berpesan untuk tidak di-epis. Kepada
sesama teman sejawat, tentu saja bidan muda menuruti. Hasilnya?
Laserasi. Robekannya sungguh tidak beraturan. Lalu bidan senior berkata,
"Kalau aku, meski dia nggak mau, kulakukan saja. Hasilnya kan begini
jadinya, jelek."
Ya,
sesuai pilihan masing-masing sih. Kadang juga ada yang nggak perlu di
epis, untuk kelahiran pertama. Tapi menurutku, seberapapun sakitnya
jahitan itu tak sebanding dengan pengorbanan yang sudah dilakukan supaya
sang bayi lahir. Itu masih kelanjutan cerita, kelanjutan perjuangan.
Hidup para ibu!
Kepala Bayi Ibu, Besar | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim...
Suatu
siang, di poli kandungan kebidanan, aku yang saat itu lagi ambil kasus
ujian, meminta seorang ibu untuk kuperiksa lagi. Hari itu kamis, tapi
kenapa ruang tunggu terasa sesak?
Sang ibu berwajah setengah letih, menjawab pertanyaanku dengan lebih banyak kata: lupa.
"Sudah pernah di-USG Bu?"
"Sudah."
"Katanya gimana?"
"Kepalanya belum mapan *ada di tempatnya*"
Aku pikir, kata mapan itu
berarti belum masuk ke Pintu Atas Panggul, alias kepala masih bisa
digoyang, seperti yang ibu-ibu lain bilang. Lagipula karena diburu
waktu, takut si ibu dipanggil masuk, aku langsung minta pemeriksaan
fisik Leopold untuk melihat posisi janin tanpa melihat USG, kupikir, toh
di dalam di USG lagi, nanti kuikuti si ibu.
Lho,
kenapa Leopold I keras? L1 itu di mana kita menilai bagian fundus
uterus, atau sekitar ulu hati, untuk melihat bagian atas perut ibu.
Seharusnya teraba bulat lunak, karena normalnya, bokong yang ada di
sana. Sampai ke L3, di mana kita memeriksa bagian terbawah ibu, untuk
mengetahui bagian janin yang mana yang berada di dekat jalan lahir,
malah teraba bulat lunak.
"Ibu, katanya kepalanya sudah di bawah?" tanyaku.
"Belum, masih di atas."
"Oh... ya, memang masih di atas." Kepalanya teraba cukup besar.
Tepat setelah kuperiksa, si ibu dipanggil keluarganya, sudah akan dipanggil masuk, antriannya. Akhirnya aku mengikuti.
DSOG melihat materi USG yang ternyata baru diambil beberapa hari yang lalu. Lengkap. RS swasta.
"Ibu tahu kenapa dirujuk ke sini?"
"Iya,
katanya kepala bayinya besar." Aku lupa konten kalimatnya, intinya
keluarga diminta ke RS provinsi ini untuk terminasi kehamilan. Segera
diangkat. Sesar.
"Bu, umur bayinya baru 35 minggu, jadi nunggu cukup usianya dulu. Minggu depan ke sini lagi, kontrol."
Keluarga
agak keberatan, rumah mereka jauh, tapi akhirnya menurut lalu keluar ke
administrasi, lalu dijelaskan lagi dengan lebih rinci. Ternyata,
orang-orang yang duduk di tempat tunggu itu keluarga si ibu ini. Banyak.
Mungkin 5-6 orang. Mungkin mereka semua khawatir, karena bayi yang akan
dilahirkan ini, besar-kepala, alias hidrocefalus kongenital. Rata-rata
bayi seperti ini memang susah berputar, kepalanya biasanya susah turun
ke panggul, alias sungsang, presentasi bokong. Kasus seperti ini jarang,
sekitar 1 per 1000 kehamilan. Untuk kasus seperti ini, konseling
keluarga diharapkan dapat mengurangi kecemasan dan rasa bersalah
keluarga.
Gugurkan anakmu, Nak! | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim...
Sabtu
kemarin, saat jaga kamar bersalin, aku 'jalan-jalan' ke bangsal bedah
karena ada pasien konsulan obsgin. Masih muda, kupikir nona, ternyata
nyonya. Datang dengan nyeri perut, Tekanan Darah menuju syok. Riwayat
percobaan pengguguran kandungan.
Seperti
awamnya makhluk-makhluk wanita muda yang mencoba menggugurkan
kandungan, aku rupanya tak sengaja bersuudzon, astagfirullah. Tapi
setelah kutelusuri riwayat menikahnya, lebih lama dari usia
kehamilannya. Kenapa digugurkan? Orangtua yang menyuruh, katanya. Atas
dasar apa? Tidak kutanyakan lebih lanjut.
Dengan
apa? Nanas dan sprite. Lalu obat-obatan, yang kuperkirakan obat untuk
melancarkan haid, tapi entahlah. Terang saja nyeri perut sangat. Aku
tidak bisa menduga, bagaimana pola pikir orangtuanya. Tapi bayinya masih
baik keadaannya, aku lupa berapa bulan, tapi semoga percobaan
menggugurkan kandungan itu tidak berpengaruh.
Mendadak Mlendung | for everyone |
Bismillahirrahmanirrahim...
Kemaren minggu ujian, sudah bebas tugas. Aku masuk ke ruang koass, lalu juniornya bercerita.
"Ada yang aneh!" katanya, mengawali cerita.
"Apa? Aku cantik?" *kalimat terakhir sebenernya ga aku bilang sih... :P
"Ada anak lahir ga punya bapak!"
"Hehh? Sering kan?"
"Bukaan, si ibu bilang dia nggak pernah ber'campur'!" Campur, pake kata favorit mamah Dedeh.
"Hahhhh?"
"Iya, dia bilang, dia cuma mimpi 3 kali di'campur'in, trus hamil!" matanya membelalak, lucu.
"Bohong kali dia, atau mungkin dibius. Aneeh."
"Ga tau tuh, katanya juga udah putus ama pacarnya, ga pernah ketemu lagi, paling telpon2an."
Au aaah.... Emangnya Maryam? Bisa hamil tanpa bapak?
kliiiiiik
ReplyDeletekau memang punya kliiiikkkk :D
ReplyDelete