Thursday, December 22, 2011

Surgery - The Sad Intro


Bismillahirrahmanirrahim...

Maapppp... :D Sudah 2 minggu ini aku pindah stase, Bedah! Adaptasi, biasa. Tapi hari pertama nggak terlalu parah kayak di obsgin lo.. Deg2an parah dulu.

Dan diawali dengan kejadian mengguncang jiwa kami, angkatan 2006. Hari sabtu sebelum kami masuk bedah, salah satu teman kami, Irwanda H P mengalami kecelakaan sampai diharuskan masuk ICU. Seharusnya ia masuk stase terakhirnya bersama kami. Satu minggu sudah berada di sana, akhirnya ahad tengah malam Iwang meninggal dunia. Duka kami cukup dalam~sebetulnya sangat dalam. Bahkan saya yang bukan teman dekat sekali. Tapi kami tahu betapa ia adalah orang yang sangat baik~baiik sekali. Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu'anhu ... Ia mengulaskan setiap kenangan baik di hati semua teman. Allah tahu, sangat tahu yang terbaik. Yang kadang menurut kita bukan terbaik. Bisa jadi sesuatu yang kita benci, adalah yang sebenarnya baik untuk kita. Selamat jalan Kawan. Semoga Allah melapangkan kuburmu, meneranginya, mengampuni dosamu, dan menjauhkanmu dari siksa kubur.

satu-satunya yang pakai penutup kepala

“Sebutkanlah kebaikan-kebaikan orang yang mati diantaramu dan jagalah kejelekan-kejelekannya.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)



Saturday, December 3, 2011

Jiwa, finished


Bismillahirrahmanirrahim...

Aduh, maap banget jarang cerita hehe... seminggu ini juga jarang ngenet, paling microblogging, karena minggu ujian. Dan hari ini akhirnya. Minggu depan libur dulu seminggu. Pyuf... And here we are.. on poli jiwa :D


::jiwa finished::

Friday, November 25, 2011

Donor Darah yang Gagal

Bismillahirrahmanirrahim...

2 minggu ini kan lagi stase luar, tiap kali berangkat dan pulang kami selalu lewat PMI. Minggu pertama lagi sakit, jadi sama sekali nggak kepikiran mau donor, bisa-bisa pingsan *lagi*. Minggu kedua, ada 'tamu' datang. Kemarin sebenernya udah ke sana, mau ngedonorin darah temenku dulu *haha* aku nunggu. Ini pertama kalinya mau donor di PMI, biasanya kalo PMI jadwal berkunjung ke kampus atau ke RS. Ndilalah terakhir kali PMI di kampus, aku terlambat, udah bubaran baru sempet ke sana. Pas di RS, aku nggak bisa ikut karena masih ada acara di bagianku. Yahh...

Dengan semangat 45 hari ini aku datang lagi. Padahal baru 'selesai' kemarin, aturan kan 1 minggu lewat dulu baru donor. Niatnya sih aku mau nggak bilang-bilang. Sekalian pengen tau Hb-ku bagus engga, lagi ga enak body *lah ini berani2nya mo donor juga* Penasaran juga kira-kira nanti kalau aku donor tuh bakal pingsan/pusing lagi engga *makin songong*.

Temenku yang kemarin lusa didepak gara2 Hb rendah berhasil melewati rintangan. Aku maju.
"Tidur cukup?" Ya
"Baru minum obat hari ini atau kemarin?" Enggak. Inilah nikmatnya kalo orang ga suka ngobat.
"Haid terakhir lebih dari 1 minggu?" Hehe... baru kemarin. "Baru kemarin?" Iya... hehe *pake muka polos dan memelas.
"Wah jangan dulu ya Mbak, nunggu seminggu lagi aja, saya tensi aja ya?!" Hiks.... didepak.

Didepak untuk pertama kalinya.

Tapi sih emang harusnya gitu, kalo PMI kebobolan, kayaknya aku ga kuat juga, soalnya tanda-tanda sakit muncul juga... haha. Tapi tetep penasaran. Pingsan terdahulu aku yakin karena aku lupa semalam sebelum donor itu aku habis begadang. Jadi, begadang jangan begadaaang kalau besoknya mau donooor... Penting looo *jangan ngeyel kayak aku*

NB: tempat donor darahnya nyaman, jadi makin nagih dah..

Yang belom rajin donor? Niatkan untuk umat yak, subhanallah dah pahalanya. Apalagi yang golongan darah AB... insyaAllah nambah pahala. Aku golda B, ada yang butuh? :D

Tuesday, November 22, 2011

Pasien-pasien

Bismillahirrahmanirrahim...

Ini pasienku, pasien presusku juga.
Mengaku sebagai Pensiunan Jendral PBB, lain waktu mengaku sebagai dokter, usianya 70 tahun kadang 100 tahun *padahal 25 tahun* Dan punya istri 50 orang, sedang hamil, salah satunya adalah dokter jiwa yang sedang merawatnya *hoohoho* Bipolar I Episode Kini Manik.

Ada lagi pasien Depresi Berat dg Ciri Psikotik Serasi Afek. Setelah dulu saat bekerja suka *mengutil* ditambah penyakitnya yang tak kunjung sembuh, ia makin merasa berdosa, bersalah, putus asa, tak berguna. Menangis, mendengar suara hatinya berkata, dan ingin bunuh diri.

Masih banyak sih, lanjut besok ah~

Jaga Pertama di RSJ

Bismillahirrahmanirrahim...

Aku jadi heran sendiri kenapa di stase ini aku malah nggak banyak cerita. Apa yaa?
Di minggu kedua kemarin, kami pindah RS, stase luar lah istilah kerennya. Hanya 1/2 jam perjalanan sampe, ke bangsal Sakura di RSUD Bms, khusus untuk bangsal jiwa. Sudah tahu kalau di sana bakal menemukan hal yang berbeda dengan di RSMS. Di RSMS cenderung pasien-pasien yang terawat, kalaupun harus ke bangsal, mereka pasien psikotik yang tidak separah pasien di RSUD Bms ini.

Aku tahu persis, kondisi pasien psikotik. Apalagi yang sudah tidak bisa mengontrol diri-sendiri. Kencing sembarangan. Aku tahu. Dan di sana, begitu masuk ke balik jeruji, akan ada orang-orang yang bercampur dengan orang normal, hampir tidak dikenali secara sekilas. Mereka beruntung, masih ditunggui. Di bagian paling belakang ada jeruji2 yang dibaliknya berkumpul sekumpulan orang dengan gangguan jiwa tak berpenunggu.

Jaga pertama, sore itu Ibu S sedang merangsek keluar pintu depan, minta pulang. Perawat mengejar-ngejar, Ibu S bergulingan di lantai. Aku bantu berdiri, dan perawat laki-laki tinggi besar mengawalnya kembali ke kamar. Setelah itu malah Ibu S menarikku pelan, mengajak bicara dengan gayanya yang logorrhea. Menembang, menyanyikan shalawat. Aku hanya senyam-senyum sendiri di depannya, setelah mengorek-ngorek perasaannya saat itu.

Temanku beda lagi. Ia benar-benar dikejar oleh pasien follow up-anku yang mencoba kabur. Kalau aku yang ada di sana, aku akan ketakutan melebihi temanku, karena aku tahu pasien ini post ngamuk di rumah dengan mengacungkan bendo ke bapaknya. Aih... Jangan kau bunuh aku!

Berada di sana, menyenangkan *minus baunya. Mengobrol banyak dengan pasien maupun keluarga *apalagi yang kooperatif* sangat menyenangkan. Menggali-gali perasaan mereka, aku ingin tahu apa yang terjadi.

::jiwa::

Monday, November 14, 2011

Qadha' Itu Sudah Selesai

Bismillahirrahmanirrahim...

Seorang pasien yang terkena penyakit depresi dan guncangan jiwa bertanya kepada dokter ahli penyakit jiwa. Jawaban yang diberikan oleh seorang dokter muslim adalah: "Ketahuilah bahwa alam semesta ini telah selesai diciptakan dan telah selesai diatur, tidak ada sesuatu yang bergerak di dunia ini, kecuali atas izin Allah. Lalu mengapa harus risau dan sedih?"

"Sesungguhnya, Allah telah menetapkan ketentuan-ketentuan atas makhluk-makhluk-Nya lima puluh tahun sebelum mereka diciptakan." (Al-Hadits)

Al-Mutannabi berkata dalam sebuah bait syairnya, Masalah kecil menjadi besar di mata orang yang kecil dan masalah besar menjadi kecil di mata orang besar.

:jiwa:
from La Tahzan

Wednesday, November 9, 2011

Me, on OK 1

Bismillahirrahmanirrahim...

It's me, on Operation Room Num. 1. Di hape mah bagus, hasil kamera hp temen yang 5 MP, tapi kok pas dibuka di laptop jelek ya? hahaha... au ah.. yang penting ngeksis.

Psychiatrist


Bismillahirrahmanirrahim...

Heyho! Sudah 3 hari ini aku pindah stase, yaitu: Jiwa! Aku akan mendalami ilmu jiwa selama 4 minggu. Sebelum jadi momok, aku harus mengungkapkan rasa cintaku pada ilmu ini. Waktu SMP, aku menuliskan cita-citaku adalah: psikolog dan fotografer, meskipun saat itu aku sudah tahu kalau aku suka menulis >> bukannya milih jadi seorang penulis.

Soal cita-cita aku memang berubah-ubah dan nggak ada yang benar-benar jadi tujuanku. Aku pernah pengen jadi arsitek karena aku suka gambar, tapi aku sadar diri eksak-ku ga bagus. Tapi sekarang aku terdampar di sini, dan aku pengen punya suatu tujuan.

Beberapa pilihan PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) sudah pernah mampir di kepala, tapi masih mempertimbangkan kekurangan diri dan minat. Dan sekarang ada 1 pilihan bercokol di kepala. Bagaimana kalau jadi psikiater? Bukannya sejak dulu aku suka akan hal ini?

Seseorang harus punya mimpi. Harus. Gantungkan mimpi setinggi langit, walaupun nanti terpeleset, kau masih bisa menggapai bintang. Salah satu cara mencintai bidang ilmu ini, saya yakin.


Friday, November 4, 2011

Bye Anestesi

Bismillahirrahmanirrahim....

1 hari lagi saja, dan ini berakhir. Seperti biasa, 1 bulan itu tak lama. Meski aku berharap segera berakhir hari-hari melelahkan itu, ternyata semakin dinikmati semakin menyenangkan.

Saat sudah hampir terpuruk dan ingin istirahat, maka pikiranku berkutat pada: bayangkan orang itu keluargamu, pasti ingin segera diselamatkan kan? Cepat, cepat, cepat! Kalau sedang jaga, dan ada konsulan operasi gawat darurat, maka memeriksa, mengonsulkan, menyiapkan operasi harus tau waktu. Kalau ada beberapa konsulan cito/gawat darurat, itu baru deh.. bingung.

Karena sering jaga, dan kalaupun nggak jaga pulangnya sore, waktu luang paling buat tidur dan ngerjain tugas. Baca buku di luar anestesi susah banget dilakuin. Hal paling menyenangkan adalah berinteraksi dengan pasien, biasanya pasien yang keadaannya nggak parah. Kalau disambut baik, bahagia deh. Kalau cuma anestesi regional, kadang ngajak ngobrol, atau ngangetin badannya kalau kedinginan, mijetin kalo pegel. Kalo mikirnya enteng, enak juga sih. Sedihnya kalau pasien yang setelah dioperasi, masuk ICU tapi keluarnya bukan ke bangsal melainkan ke IPJ.

Apalagi konsulennya baik-baik, banyak pelajaran hidup juga. Subhanallah, alhamdulillah....


bye anestesi....
thank you for all

Tuesday, November 1, 2011

Last week on Anestesi

Bismillahirrahmanirrahim...

Wah, udah minggu terakhir aja *inget tugas belom selese*. Maaf ya nggak pernah cerita tentang stase ini, selain isinya memang cuma operasi2, pulang sore terus, sudah capek dan malemnya bikin ppt buat morning report. Apalagi kalo pas lagi dan habis jaga, beuh mana sempat. Tapi udah mulai terbiasa sih. Jaga itu menyenangkan, kalau nggak full konsulan dan full operasi. Dan kalau laporan jaga sukses, hehe.

Hari ini jadwalku operasi di Instalasi Bedah Sentral. Bedah urologi. Biasanya maksimal jam 2 sudah selesai, tapi pasien terakhir alih operasi ke bedah umum, jadi moooloorrr.

Dari pasien pertama, kakek2 BPH dengan tindakan TURP. Pasiennya tensi naik turun, pas tinggi tuh tinggi banget, bisa sampe 180. Masih ngerasa mual padahal udah masuk ondansentron. Akhirnya TURP distop, khawatir terjadi TURP syndrome. Pasien masuk HCU.

Pasien kedua, vesicolithiasis, sectio ALTA. Batunya subhanallah, guedeee.... ckck. Ada batu segede itu di kandung kemih, nahlo.

Pasien terakhir, niatnya cuma drainase abses, ternyata malah ada masalah di saluran pencernaannya. Akhirnya alih operasi, jam 2 lebih, dioper ke bedah umum. Main sampai jam 5. Alhamdulillah akunya masih tahan padahal belom makan siang, hahaha, persediaan kalori cukup! Setelah itu, masukkan pasien ke ICU.

Lanjut follow up. Hujan makin deras, deras, deras. Niatnya mo minta jemput trus motor ditinggal, tapi akhirnya pulang sendiri dah, berhujan2 ria. Yahuy.

Saturday, October 15, 2011

1 week on anestesi

Bismillahirrahmanirrahim...

Nggak kerasa sudah 1 minggu. Jadi rute kami adalah ada jadwal IBS (Instalasi Bedah Sentral) dan ada Jaga. Masing-masing punya tugas sendiri. Jadi kalau lagi nggak kebagian jaga ya nongkrong di IBS, di mana IBS itu punya jam kerja 5 hari seminggu.

Jaga IBS adalah, kamu harus follow up pasien 1 hari sebelum besoknya dioperasi, laporkan ke konsulen dan residen, koreksi yang butuh dikoreksi. Jawab konsulan itu, dan besoknya kamu harus 'main' di operasi pasien yang bersangkutan. Lumayan sih asyiknya. Sejauh ini baru ikut 2 operasi bedah umum dan 1 operasi bedah urologi.

Jaga, adalah jaga CITO. Ada 1 telepon wireless yang akan nangkring di ruang koass, yang bakal berdering kalau ada konsulan cito dari berbagai bangsal di seluruh pelosok Rumah Sakit. Yang nantinya harus kita follow up pasiennya, laporkan ke konsulen dan residen, lalu kita 'main'kan di OK (Kamar Operasi) IGD.

Setelah jawaban konsulan di ACC, ASA berapanya, kita hubungi OK untuk siapkan ruang, alat, dan para penata (anestesi maupun bedah) terus ambil paket anestesi di farmasi, ganti baju steril, dan siapkan obat dan pasien.

Jaga pertama itu sesuatu banget. Baru, dan terus-menerus. Hampir nggak bisa tidur, meski kadang curi-curi kesempatan buat ngeliyep. Alhasil besoknya usai jaga, jadi putri tidur mendadak.

Selesai jaga, buat laporan jaga buat Morning Report, begitu juga untuk yang akan masuk IBS, laporan juga.

::ANESTesi::

Monday, October 10, 2011

Anestesi, Day I

Bismillahirrahmanirrahim...

Follow up pasien ternyata makan waktu, padahal cuma 1 orang, heheeh.

:anestesi:

Saturday, October 8, 2011

Visum Jam 3 Pagi

Bismillahirrahmanirrahim...

Kamar jaga koass di IGD penuh! Aku dan temenku jaga ngesot2 ke bedah minor, trus pindah ke IGD dalam. Tidur sambil duduk di dekat telpon. 1 jam berlalu, KRRRIIIINGGGG. Hahhh! Langsung kudekatkan horn ke telinga.

"IGD Margono."
"Perawatnya ya?"
"Bukan, koassnya."
"Koass forensik ada?" DEGG
"Ya saya Pak."
"Ada mayat kiriman polisi, mau divisum dokter ga?"

Berhubung belum pernah dapet kasus yang datang sudah plus, aku ngehubungin chief, tapi gagaal. Akhirnya penjaga IPJ nelpon lagi, aku bilang aku ke belakang.

Pagi buta emang dingin banget. Kami mutusin naik motor ke belakang. Ternyata di bedah minor ada pasien juga, kejadiannya barengan, cuma yang satu meninggal.

Seperti biasa, kami ke IPJ, foto-foto dokumentasi untuk kepentingan visum. Selesai. Bau anyir darah menyengat. Masih muda. Besoknya temen-temennya datang, ternyata masih SMA. Pagi buta, anak SMA dari kota sebelah ditemukan kecelakaan tunggal di daerah 'atas', apa yang terjadi? Bukan urusanku *smiles*

And it's the last case on my forensic stage. what a nice memory. forensic, i'm in love.
.:forensik:.

Tenggelam (?)

Bismillahirrahmanirrahim...

Malam sabtu kemarin, jadwalku jaga. Waktu masih asyik ngerjain visum di kafe kantin sambil ngenet, temenku dapet BBM dari koass bedah di IGD, katanya IPJ nelpon, mau ada otopsi. Hyaaak.

"Mungkin kamu dikerjain, kamu kan ulangtahun. Nelpon aja deh ke IPJ." Kami akhirnya ke kantin samping, minjem telpon buat nelpon IPJ. Hyah, beneran deh ternyataa. Akhirnya kami naroh laptop di IGD, trus meluncur ke bagian terbelakang dari RS. Nggak lama, dr. Sp. KF kami sudah datang, karena nunggu surat otopsi, kami nunggu temen-temen ngumpul semua di ruang koass. Jenazah belum diturunin dari ambulan.

"Jenazah udah turun." Kata temenku, dia datang dari luar, pintu dibuka. Baunya langsung deh, kayak bau septik tank. Itu sekitar jam 12 malam. Kami segera siap-siap peralatan tempur. Rupanya keluarga (lagi-lagi) ngga menghendaki kami melakukan visum dalam (yang berarti harus mengubek-ubek isi jenazah). Beruntung juga sih, karena kami nggak akan lebih lama menghirup H2S dari tubuhnya. Perut dan dada mulai menggembung.

"Paling gampang buang mayat ke sungai." Kata dr kami.

Karena nggak dilakuin visum dalam, kami cuma visum luar. Ada tanda bekas gigi di bibir bagian atas. Tapi kami belajar tanda-tanda tenggelam juga, alhamdulillah. Ada washer woman hand, beberapa bagian juga mulai membusuk. Kalau perut kembungnya ditekan, maka bau gas pembusukan tercium dari mulutnya.

"Nah, yang belum kita dapet tuh luka tusuk!" Kata salah satu temenku yang 'berdoa' dapet korban tenggelam, nggak di aamiin-i sama temen-temen sekelompok. Hahah. Padahal, sebenernya aku yang sempat berharap dapat korban dengan belatung. *smiles*

.:FORENSIK:.

Thursday, October 6, 2011

Otopsi Ketiga

Bismillahirrahmanirrahim...

Pagi itu aku datang pertama, dikasi tahu petugas jaga kalau bakal ada otopsi.
"Lah, dari mana Mas?"
"Cilacap."
"Mana?"
"Tuh, di dalam."
"Kok nggak ada polisi?"

Rupanya otopsi dijadwalkan siang jam 12, 'tamu' itu sudah datang dari kemaren sore. Ditemukan di tengah sawah.

Argh. No name!

Aku buru-buru buat catatan visum. Manggilin anak-anak supaya segera dateng. Sebelumnya kuliah dulu, laporan jaga, abis itu disuruh visum luar. Pake 2 masker, 2 sarung tangan, masker disemprot minyak wangi. Begitu kulkas dibuka, breeeengggg, aha! Kuat, kuat, kuat! Dibukalah plastik kuning yang membungkusnya, 2 bungkus looo. Ehm... belatung bermain di sana. Seluruh isi kepala sudah habis *maap*. Cukup foto-foto, masukkan lagi ke kulkas. Dan setelah itu, bau yang tadi menyengat, masih menempel di baju, terutama bajuku T_T''''

Terus, makan bakso dulu, takut pingsan haha. Akhirnya jam 12 polisi dateng. Setelah shalat, kami langsung siap-siap. Udah pasrah deh, ruangan masih bau. Mau ngebayangin baunya gak? Bayangin aja deh nyium bangkai tikus, itu baru sebagiannya. Sebelumnya aku sama sekali ngga ada niatan buat bersentuhan dengan yang namanya be-la-tung, tapi kemaren, aku maenin tuh benda putih uget-uget. Satu yang kami khawatirkan, belatung itu jatuh ke lantai terus menggerayangi kami.

Setelah visum luar, copot-copot baju, visum dalam. Ada segelas bubuk kopi buat sesekali kami hirup. Adek kelas yang mau PBL disuruh masuk loo, jago mereka, pada ga pake masker, haha. Bedah abdomen. Breenggg. Lebih bau. Ambil sampel lambung, biasa. Jantung udah ga ada. Paru mengkerut. Diliat dari keberadaan molar 3 dan iga yang masih muda, diperkirakan usia 18-25 tahun. Perempuan.

Abis itu kami mandiin. Pake karbol. Guyur-guyur di belatung, trus kafanin. Setelah itu pulang, semua perlengkapan yang berkaitan dengan bau itu aku cuci segera. Huwwaaah.... Pengalaman yang.... sesuatu banget! Alhamdulillah.

Monday, October 3, 2011

Otopsi Kedua

Bismillahirrahmanirrahim...

Pagi ini, waktu masih nongkrong di ruang koass, ada mobil polisi nganter 'seseorang'. Jenazah PRT yang ditemukan meninggal di kamarnya pagi ini.

Pertama kami lakukan visum luar seperti biasa. Ada jejas jeratan yang mendatar dan tidak penuh pada leher. Sembap pada wajah, bendungan darah. Ada tanda kejang karena lidah terjulur dan tergigit. Kuku bersih dan sianosis. Tidak ada tanda-tanda persetubuhan. Pelaku dengan mudah ditangkap, masih 1 rumah. Mulanya nggak akan dilakukan otopsi, tapi untuk memperkirakan waktu kematian, dilakukanlah otopsi, hanya abdomen.

Begitu perut dibuka, lambung dibuka, ada sisa makanan yang masih belum halus benar, masih berupa butir nasi yang dikunyah. Itu menandakan kematian terjadi < 3 jam setelah makan terakhir. Setelah itu lambung ditutup lagi.

Karena pelaku mengaku membenturkan kepala korban, maka kepala dibuka. Di lapisan kulit kepala bagian dalam terdapat bekas benturan.

Abdomen sudah mulai dijahit. Awalnya masih pakai jarum jahit satu pak 20 ribu, tapi diambilin yang harganya 100 rb sama pakpol, wih, langsung lancar jaya. Jahit perut, jahit kepala. Setelah selesai semua, korban kami mandikan. Dibungkus kain kafan. Pertama kalinya memandikan jenazah dewasa...

::forenSIK::

Sunday, October 2, 2011

Satnite at ER

Bismillahirrahmanirrahim...

Aku sih udah ngerasa, malem minggu di IGD pastilah akan ada yang 'berbeda'. Apakah itu? Ramai. Karena banyak orang keluar rumah. Benarkah? Nyatanya sampai maghrib kok masih sepi? Jam-jam kritis menurutku adalah ba'da maghrib. Let's see. Memang jam segitu pasien mulai berdatangan.

Pertama adalah pasien jatuh dari pohon kelapa. Pasien ini sering juga aku temuin. Biasanya fraktur multipel. Dan yang semalam adalah salah satu yang cukup complicated.

Lalu ada pasien dengan luka robek yang luas di daerah kaki. Dia anak SMP, mau ngaji, trus jemput temennya dulu. Katanya, pas mau berangkat udah dilarang sama neneknya, tapi tetep aja berangkat. Yang aku kagum, dia dzikirnya kuat banget. Di saat lidokain sudah disuntikkan berampul2, masih aja kerasa sakitnya, jadi bibirnya nggak berhenti dzikir. Selain itu, karena keluarganya beberapa orang medis, ada juga yang meremehkan dan menekan kami. Aku tahu itu demi kebaikan pasien, tapi kupikir kurang etis juga kalau seperti itu. Sepanjang ini, itu pasien yang keluarga besarnya terpaksa diperbolehkan masuk ke dalam ruang bedah minor, lainnya tidak.

Satu-dua pasien datang. Setelah itu waktu tenang.

Jam setengah 4 ramai-ramai kedengeran dari luar. Sirine polisi pun terdengar. Kecelakaan, dekat situ. Mobil nabrak warung nasi goreng. Kemungkinan para penumpang mobil mabuk. Yang paling parah adalah tukang nasi gorengnya. Datang dengan nafas satu-satu. Sempat diambu, tapi kemudian lolos juga, diambil Sang Kuasa. Nyesek rasanya. Di satu ruang bedah minor itu, ada 3 orang sebagai penyebab kematian seseorang. Begitu kan? Selesai melakukan visum hidup dan mati, sudah.

Ruang minor kali itu benar-benar penuh darah.

::forensik::

Thursday, September 29, 2011

Pengalaman Pertama di Pengadilan

Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ini aku dan temen-temen pergi ke Pengadilan buat ikut sidang. Rencananya ikut sidang penganiayaan anak di bawah umur, tapi terlambat, jadi ikut ke sidang putusan penganiaayaan orang dewasa. Wow. Kayak gitu to? Ketokan palunya ngagetin Pak Hakim! Hehe. Terdakwa dijatuhi hukuman 3 tahun + 6 bulan karena tindakannya melakukan penganiayaan dengan cara membacok di bagian pinggang, punggung, lengan. Bikin tendon putus dan fraktur. Ck, kok isoo.

Berhubung tadi cuma sidang putusan pidana, kami masih nongkrong di situ buat ngeliat jalannya sidang tuntutan. Kami duduk paling depan dengan jas putih. Di belakang, barisan anak FH yang pastinya udah lebih sering nongkrong di sana. Duduk harus sopan. Sidang tentang pencurian truk, modusnya adalah nyewa truk, trus kasi bir + obat tidur + obat tetes mata visine > sukses bikin tidur supir truk 11 jam.

Sidang putusan terakhir tentang pencurian PS.

InsyaAllah ke depan mau ikut sidang dengan saksi ahli dr. Sp.F ku.. untuk kasus pembunuhan dengan mutilasi anak di bawah umur. Can't wait.

::forensik::

Saturday, September 24, 2011

Hadits-hadits tentang Mati

Bismillahirrahmanirrahim...

1. Kematian yang paling mulia ialah matinya para syuhada. (Asysyihaab)

2. Tidak ada sesuatu yang dialami anak Adam dari apa yang diciptakan Allah lebih berat daripada kematian. Baginya kematian lebih ringan daripada apa yang akan dialaminya sesudahnya. (HR. Ahmad)

3. Perbanyaklah mengingat kematian. Seorang hamba yang banyak mengingat mati maka Allah akan menghidupkan hatinya dan diringankan baginya akan sakitnya kematian. (HR. Ad-Dailami)


4. Janganlah seorang mati kecuali dia dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah. (HR. Muslim)

5. Janganlah ada orang yang menginginkan mati karena kesusahan yang dideritanya. Apabila harus melakukannya hendaklah dia cukup berkata, "Ya Allah, tetap hidupkan aku selama kehidupan itu baik bagiku dan wafatkanlah aku jika kematian baik untukku." (HR. Bukhari)

6. Cukuplah maut sebagai pelajaran (guru) dan keyakinan sebagai kekayaan. (HR. Ath-Thabrani)

7. Mati mendadak suatu kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka. (HR. Ahmad)


8. Tuntunlah orang yang menjelang wafat dengan ucapan Laailaaha illallah (maksudnya, agar dia mau meniru mengucapkannya). (HR. Muslim)

9. Tidak dibolehkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berkabung atas suatu kematian lebih dari tiga malam, kecuali terhadap kematian suaminya, maka masa berkabungnya empat bulan dan sepuluh hari. (HR. Bukhari dan Muslim)


10. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, jenazah orang kafir berlalu di hadapan kami, apakah kami perlu berdiri?" Nabi Saw segera menjawab, "Ya, berdirilah. Sesungguhnya kamu berdiri bukanlah untuk menghormati mayitnya, tetapi menghormati yang merenggut nyawa-nyawa." (HR. Ahmad)

11. Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

12. Seorang mayit dalam kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang minta pertolongan. Dia menanti-nanti doa ayah, ibu, anak dan kawan yang terpercaya. Apabila doa itu sampai kepadanya baginya lebih disukai dari dunia berikut segala isinya. Dan sesungguhnya Allah 'Azza wajalla menyampaikan doa penghuni dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung. Adapun hadiah orang-orang yang hidup kepada orang-orang mati ialah mohon istighfar kepada Allah untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka. (HR. Ad-Dailami)

13. Allah mencatat ihsan (kebaikan) atas segala sesuatu. Apabila kamu membunuh hewan maka bunuhlah dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelihnya sembelihlah dengan baik. Asahlah tajam pisau potong dan ringankan hewan potongnya. (HR. Muslim)

14. Janganlah kamu mengagumi amal seorang sehingga kamu dapat menyaksikan hasil akhir kerjanya (amalnya). (HR. Aththusi dan Ath-Thabrani)

15. Apabila seorang muslim wafat dan jenazahnya dishalati oleh empat puluh orang yang tidak bersyirik kepada Allah maka Allah mengijinkan syafaat (pertolongan) oleh mereka baginya (si mayit). (HR. Abu Dawud)

16. Percepatlah menghantar jenazah ke kuburnya. Bila dia seorang yang shaleh maka kebaikanlah yang kamu hantarkan kepadanya dan bila kebalikannya, maka sesuatu keburukan yang kamu tanggalkan dari beban lehermu. (HR. Bukhari)

17. Seorang mayit dapat disiksa (kubur) disebabkan tangisan keluarganya. (Mashabih Assunnah)


18. Barangsiapa wafat pada hari Jum'at atau pada malam Jum'at maka dia terpelihara dari fitnah (siksa) kubur. (Abu Ya'la)

19. Janganlah mengingat-ingat orang-orangmu yang telah wafat, kecuali dengan menyebut-nyebut kebaikan mereka. (An-Nasaa'i)

20. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah." Nabi Saw lalu bersabda: "Perbanyaklah mengingat kematian maka kamu akan terhibur dari (kelelahan) dunia, dan hendaklah kamu bersyukur. Sesungguhnya bersyukur akan menambah kenikmatan Allah, dan perbanyaklah doa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul." (HR. Ath-Thabrani)


::forensik::


Wednesday, September 21, 2011

Mandi ya Sayang...


Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ini salah seorang temen dapet hukuman memandikan jenazah karena di slide presentasi lapjag ada kesalahan. Nggak lama setelah itu ada jenazah baru, bayi. Aku ikutan juga, langsung pake sarung tangan dan masker. Bayi ini kiriman dari bangsal bayi patologis. Kasihan, sudah dari hari kamis ia bertahan di sana, tapi sudah saatnya Allah memintanya kembali.

Kakek dan ibunya menunggui. Jujur saja, rasa was-was memandikan jenazah sambil ditunggui itu ada. Kami memperlakukan si bayi dengan hati-hati. Dingin, dan lemas. Kurus sekali. Kami usap dengan sabun, lalu kami bersihkan lagi dengan air. Kalau ia masih hidup, pasti ia kedinginan.

Di tengah pemandian, sang ibu mendekat, mengusap dengan penuh kasih rambut sang bayi perempuan itu. Menelusuri bibirnya, pipinya. Kami diam sejenak, rupanya sang ibu sadar kami menunggunya padahal tak apa lebih lama lagi. Terakhir kami guyurkan air kapur barus ke badannya, kami keringkan dengan handuk lembut.

Lalu kami tidurkan ia di lapisan kafan bertabur kapur barus. Kami tempelkan kapas dengan bubuk cendana di bagian-bagian lipatan dan lubang. Lalu kami bungkus ia. Kami ikatkan talinya. Selamat tidur panjang, Sayang.

::forensik::

Tuesday, September 20, 2011

Suicide


Bismillahirrahmanirrahim...

Pagi tadi, temen satu stase woro-woro di grup Forensik. Siap-siap otopsi, ada kasus bunuh diri di deket kosannya, alias masih deket-deket sama RSMS. Oke, karena siang hari, nggak males-malesan, hehe.

Polisi bawa tu korban *korban atau pelaku yaa?* karena ada dugaan pembunuhan, karena e karena kata dokter puskesmas ga ada tanda-tanda mati karena gantung diri, yaitu hipersekresi, lidah menjulur, dll. Tapi semua dibantah sama dr. spesialis forensik karena semua itu nggak mutlak.

Tadi kami cuma ngelakuin visum luar, masih dengan kamera saku-ku yang selalu kubawa kemana-mana dengan charger untuk jaga-jaga. Bau pesing karena korban ngeluarin urin. Pas mau diambil urinnya, nggak kena-kena, mungkin karena VU nggak terisi banyak. Darah keambil sih walaupun susah.

Dilihat dari jenis jeratan di leher, yang posisinya makin ke belakang makin tidak jelas dan tingginya lebih tinggi dari jejas di leher depan, serta jejas menebal dan kasar, itu menandakan jeratan terjadi sebelum korban meninggal. Ketiadaan tanda-tanda kejang seperti lidah terjulur itu kemungkinan terjadi karena korban meninggal seketika tanpa usaha mengambil nafas. Dengan berat badan yang lumayan, bila jatuh dari ketinggian, maka kematian dapat terjadi dalam waktu singkat.

Tidak ada tanda-tanda trauma dan perlawanan. Kuku tangan bersih, tidak ada tanda-tanda perlawanan. Seluruh tubuh bersih, tidak ada tanda-tanda trauma. Ada riwayat percobaan bunuh diri dari keterangan adik korban.

::forensik::

Saturday, September 17, 2011

Gagal Otopsi


Bismillahirrahmanirrahim...

Sore tadi seorang teman BBM, katanya aku harus siap-siap otopsi. Kelabakan aku dibuatnya, langsung saja menyambar handuk setelah sebelumnya BBM teman-teman kelompok forensik. Ternyata belum ada kepastian. Malah ada kabar DOA *Death on Arrive* tapi salah juga ternyata. Alhamdulillah.

Eh, jam 8 malam, ternyata si jenazah yang tadi sore dikabarkan temenku sudah hinggap di Instalasi Pemulasaran Jenazah, kami diharap berkumpul. Yah, aku cuma berdua sama adekku, untungnya dia mau ditinggal pergi. Aku janjikan nggak lebih dari jam 12 malam, dengan perkiraan otopsi selama 3 jam. Aku nggak bilang pergi otopsi.

Sampai sana, banyak polisi. Kami diminta untuk visum luar dulu sambil menunggu keluarga dan kepastian akan diotopsi atau tidak. Aku cuma bawa kamera digital yang batrenya sudah hampir drop, DSLRku batrenya belum kuisi, bodohnya! Aku cuma mengandalkan DSLR temanku yang ternyata sedang dipakai. Oke, no prob.

Setelah pakai perlengkapan, kami masuk ke kamar jenazah. Ada dua kantung jenazah di sana, isinya laki-laki dan perempuan, ditemukan di hotel, seperti OD, cuma masih belum tahu juga. Setelah foto-foto, tulis visum (saat celana dibuka, bauuu.. ada feses) , kami menunggu kepastian. Keluarga datang, lalu berembuk. Kabarnya, untuk menunggu otopsi itu butuh waktu lama. Apabila nanti keluarga mengiyakan, kami harus menunggu lagi surat perintah otopsi, menunggu dokter forensik dan dokpol. Hiks, bagaimana kalau sampai dini hari? Adekku sendiri di rumah.

Alhamdulillah, ternyata keluarga minta jenazah dibawa pulang, kami pun bisa pulang lagi. Hehe.

RALAT: ternyata untuk otopsi, cukup ada permintaan dari penyidik tanpa perlu persetujuan keluarga, pada keluarga hanya dilakukan pemberitahuan.


::forensik::

Friday, September 16, 2011

Otopsi Pertama


Bismillahirrahmanirrahim...

Siang itu kuliah nggak juga dimulai, usut punya usut, ada jadwal otopsi! Wow, aku senang karena memang belum pernah, tapi semangatku menyusut begitu tau kalau otopsi itu lama, hahaha. Mana ada 3 jenazah yang bakal calon diotopsi lagi, waduh. Akhirnya aku shalat dhuhur dulu, setelah itu siap-siap lagi pake masker, sarung tangan dobel, skoret. Yay. Siap tempur. Ternyata jenazah baru, akibat kecelakaan kerja.

Banyak wartawan! Begitu 3 peti dimasukkan ke kamar otopsi, kami masuk, pintu ditutup. Jenazah pertama Warga Negara Asing, jadi bukan kewenangan kami, harus hati-hati untuk melakukan tindakan terhadap WNA. Jadi begitu dilakuk
an visum luar, kami kembalikan lagi ke peti. Diputuskan hanya dilakukan otopsi pada jenazah kedua, karena jenazah ketiga adalah muslim *mungkin ini alasannya otopsi ditolak*.

Hmm, yang udah masuk forensik pasti tau prosedur otopsi seperti apa. Begitu yaa, kira-kira, ternyata seorang ahli forensik butuh tenaga kuat juga untuk memainkan pisau, gunting, gergaji, dan lain-lain. Kami mengambil sampel dari jantung, hati, ginjal, cairan lambung, urin, darah, otak. Selesai. Rekonstruksi abdomen dan kepala. Mandikan, pakai baju lagi.

Jenazah ketiga, seorang muslim, dibungkus kafan secara islam, jadi kami cuma visum luar.

Selesai! Dan ternyata nggak terlalu lama, 3 jam kira-kira. Dan tahu aku jadi apa? Fotografer! :D Pake kamera 550D Canon punya temen. Tapi ternyata nggak terlalu bagus hasilnya karena aku nggak pinter ambil foto.



Jaga Forensik Day 2

Bismillahirrahmanirrahim...

Jadwal jaga malem. Mulai dari jam 10 sampai pagi. Masih di rumah udah dikabari, pasien berdatangan, okey. Sampe depan IGD, liat muka-mula penunggu yang kelihatan gelisah, "Wah, kayaknya ada yang gawat nih," kataku. Bener aja, setelah pake jas koass dan masuk ruang bedah minor, ada pasien plus, alias meninggal. Post KLL, mabuk, nyungsruk ke kali. Temenku udah mulai nyeka-nyeka bekas darah, temen yang lain ngejait-jait luka, aku moto-moto.

Trus dateng pasien baru, parah. Ternyata ada kecelakaan bus, Sumber Alam sama Pariwisata. 3 Pasien dirujuk ke RS kami. Pasien yang paling parah, karena mereka diduga mengalami trauma kepala yang lumayan berat. Satu pasien, salah nama karena KTP yang ditemukan di dompetnya punya pamannya. Wajahnya luka parah, kaki kanan fraktur, patah total. Jadi waktu luka di wajah dibersihin mau dijahit, walaupun tangan dan kaki kiri udah diiket, kaki kanan itu malah nendang-nendang, dan bener-bener kelihatan patahnya. Bayangkan betis bengkok.

Datang lagi, perempuan, sama parahnya. Tapi setelah di CT Scan ternyata lebih parah hasilnya. Cidera Kepala Berat, paginya setelah dikonsulkan ke bedah saraf, mulai dioperasi.

Satu lagi anak kecil. Sama juga, perdarahan otak, tapi dia masih aktif. Bahkan waktu mau diambil darah, kami kewalahan buat jagal dia. Aku yang kebagian jagal tangan kanan ama kaki kanan, berhasil dicubit! Setelah itu, aku nggak tidur semalaman. Khawatir ada pasien lagi, tapi emang ga ngantuk sih, karena sebelum jaga udah minum setengah cangkir kopi, hehe.

Wednesday, September 14, 2011

Jaga Forensik Day I

Bismillahirrahmanirrahim...

Alhamdulillah dikasih kesempatan jaga hari pertama, di mana belum tau apa-apa :D Biasanya koass forensik di sini nggak ada senior-junior, tapi kali ini kami punya senior 1 minggu, jadi kami manfaatkan buat ngajari apa saja yang harus dilakukan saat jaga.

Berhubung koass yang masuk bagian ini cuma ber6, kami jadi sering jaga. Apa saja yang aku temui di hari pertama?

Tugas kami berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas, perkosaan, KDRT, dan hal-hal di luar penyakit biasa, dan lebih sering berhubungan dengan hukum, alias polisi. Kami punya tugas membuat 10 visum hidup dan 2 visum mati, jadi saat jaga inilah kami harus mengerjakannya.

Senin kemarin, ada 2 kasus kecelakaan. Sama-sama kecelakaan motor, datengnya setelah maghrib, emang biasanya jam-jam rawan kecelakaan tuh. Jadi setelah minta izin dokumentasi luka, kami bantu-bantu perawat bedah minor.

Saturday, September 10, 2011

My Story on Obsgyn Stage (Review)

Bismillahirrahmanirrahim...

Cerita-cerita lucu, aneh, dll aku rangkumin dari blog-ku yang sebelah yaaa... klik aja kalo mau liat, semua :D

JUST KLIK HERE--
berhubung mau diapus sumber link-nya, aku tumpuk sini dulu ya

happy Sunday!
Smoga sehat selalu ^^

Jun 17, '11 5:03 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim...

Ini satu minggu pertama di bagin Obsgin, atau Kandungan dan Kebidanan. Bagian besar yang katanya cukup berat, dengan berbagai tekanannya. Hal itu sempat bikin stres berat di hari pertama, tapi hati memutuskan untuk berusaha menikmatinya di hari kedua, dengan prinsip : namanya juga belajar, dimarahi ya biasa saja.. kayak nggak pernah aja..

Niatnya juga cuma buka MP di akhir minggu, tapi belum bisa.. hehe.. Begitu ada waktu nganggur, pengennya buka ini. Tapi kalau lagi kebagian minggu VK, pastinya nggak bisa buka.. Kalaupun ada waktu di rumah, mending buat tepar.

Jadi stase ini terbagi jadi 3. Poli, Bangsal dan Instalasi Bedah Sentral, dan Kamar bersalin atau VK. Semua punya 'keunikan' dan 'tantangan' masing-masing. Tapi aku percaya, 3 bulan nggak akan berasa lama, dan akan segera selesai begitu saja sampai merasa nggak cukup waktu. Kayak waktu selesai stase Interna kemarin.. berasa belum punya banyak pengalaman. *Menguatkan diri-sendiri*

Minggu ini sedang berada di Poli. Yang mana itu berarti, minggu 12 atau minggu terakhir sebelum ujian kami akan berada di kamar bersalin.. Itu lebaran! Maka aku akan absen dari acara lebaran. Karena selama libur lebaran itu, aku akan jaga sekitar 12 jam-an. Itulah yang biasanya bikin 'rontok' di stase ini. Jam 7 pagi sampai jam 2 siang adalah jam kerja. Lanjut jaga sampai jam 10 malam. Ganti jaga jam 10 malam sampai jam 7 pagi, lanjut jam kerja. Jadi 1 orang, di hari normal, rata-rata bisa kerja selama kurleb 15 jam. Maka nggak heran, mata-mata penjaga kamar bersalin itu akan seperti panda.

Di minggu pertama saja, kami *bahkan laskar Poli* sudah terserang flu.. Cuaca peralihan memang selalu begini. Cuaca peralihan ini aroma memori saat masuk kedokteran pertama kali. Waktu OpsPek yang begitu membuat stres dan BB turun banyak. Doa-doa kami biasanya memohon untuk diberi kesehatan, karena tanpanya, bekerja pun rasanya susah.
 
Jun 29, '11 7:24 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim..

Mungkin ada yang belum ngeh soal kenapa aku begitu terharu mendengar bapak2 beradzan untuk bayinya. Di luar ada yang menyebutkan adzan untuk bayi baru lahir adalah hadits dhaif *mungkin nanti bisa ada yang share* aku mau cerita betapa hal itu masih selalu membuat hatiku bergetar2.

Sekarang kan lagi kebagian tugas di kamar bersalin, seminggu ini. Berangkat jam 6, pulang jam 9. Kalau hari libur begini, berangkat jam 6, pulang jam 6, alhamdulillah. Jadi, pengawasan mulai dari ibu kenceng-kenceng sampai ibu melahirkan biasanya aku ngeliat terus, perkembangannya. Dari ibu yang tenang-tenang, sampai yang heboh. Melihat mereka yang kesakitan, terutama yang diinduksi.. bukan main. Mau ke kanan sakit, ke kiri sakit, terlentang apalagi. Pengen duduk, ke belakang, bukan main deeh...

Jadi paham betul, bagaimana bahagianya dan keluarganya kalau si bayi lahir. Nah, begitu lahir, ibu dibersihkan, bayi dibersihkan dan segala protap yang ada selesai, biasanya sang ayah akan datang ke ruangan tempat bayi itu ada, mengadzani. Aku, yang kadang sedang di ruang itu juga, terharu rasanya mendengar kebahagiaan tersalurkan di suaranya. Apalagi kalau anak pertama.. sementara anak sebelumnya sempat meninggal atau keguguran... 

Subhanallah, betapa menakjubkannya kita ada di sini sekarang.
 
Jun 30, '11 11:01 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim..

Yap, it's my first time become a baby catcher. Wadisit? Dia bertugas untuk 'menangkap' bayi dari lemparan dokter Sp.OG yang baru 'melahirkan' bayi dari perut sang ibu.

Dengan berkalungkan kain steril, aku berdiri siap di belakang dokter Sp.OG dengan tangan seperti sedang berdoa... membuat cekungan dari kain itu. Begitu dokter mulai menyayat rahim, aku sudah harus bersiap, dalam hitungan detik bayi akan keluar, potong tali pusat, dan 'dilempar' ke arahku. Waduh, padahal menurut cerita, dokter yang ini ngelemparnya suka bikin koas jantungan. 

Untungnya tidak. hehe.... Semua orang bilang, "Hati-hati!" Yaa cheeef eh.. yaaayaya.. Haaap!!! Si bayi langsung jatuh di pelukanku. Koass anestesi membukakan pintu kamar operasi IGD untukku, aku berlari membawa si bayi merah itu ke ruang VK IGD untuk dibersihkan, dihangatkan, ditimbang, diukur2, dibedong, dll. Aku menunggu hasil timbangan, ukurannya, APGAR score, dll... Yap! Setelah itu tinggal dilaporkan ke dokternya, dan menulis laporan operasi :D 
 
Jul 3, '11 9:36 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim...

Siang itu aku jadwal jaga, tadinya mau pulang dulu karena ada yang gantiin nunggu di VK *kamar bersalin* IGD. Tapi karena males, aku yang udah siap pulang naik motor, balik arah. Jam itu kebetulan sedang ada operasi SC (Sesar). Pasien ibu dengan pre eklampsi berat, atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Bisa menyebabkan IUFD, atau kematian janin, dan ibu itu mengalaminya.

Usianya sama denganku. Hamil kembar. Maka siang itu diadakan operasi cito *darurat* untuk mengambil janin dalam kandungan segera. Aku sampai tepat ketika 2 bayi mungil itu ada di box. Sedang dibersihkan, tadinya dari jauh kupikir mereka masih hidup, ternyata sudah tidak lagi. Kalau dilihat, bayi I *alias bayi yang pertama kali diangkat dari rahim* sudah tampak seperti bayi biasa, hanya pucat. Cantik, manis. Beda dengan bayi II, yang sudah mengalami maserasi. Silahkan cari artinya sendiri kalau ingin tahu seperti apa penampakannya.

Aku membantu memandikan *tepatnya mengelap*, mengikat tali pusat, mengikat kepala, tangan, kaki, dengan kassa. Lalu membungkusnya dengan kain bersih. Semua keluarga pasien menangis pilu... kehilangan 2 bayi sekaligus di usianya yang sudah cukup untuk lahir. Yang sudah lama 'dikenal' selama 9 bulan di perut ibu. Sampai aku berpikir, mungkin keguguran memiliki kadar kesedihan yang lebih rendah daripada IUFD.

Lalu eyang si bayi menggendong mereka, membawanya pulang untuk dikebumikan. Sementara sang ibu masih dirawat di ICU.

Sejujurnya aku lebih suka memandikan bayi yang aktif walaupun kesulitan memandikan, dari pada memandikan bayi lunglai tanpa nyawa.
 
Jul 3, '11 10:21 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim

VK *Verloskamer = Kamar bersalin

Seminggu di VK, menyenangkan, meski kadang kaki pegel banget. Pengen banyak cerita tentang seminggu ini, tapi mungkin seingetku aja. Kalo kebanyakan juga nanti pada males bacanya. 

Jam kerjaku dari jam 6 pagi, lanjut jaga siang sampai jam 9 malam. Kecuali hari libur, dari jam 6 pagi - jam 6 sore. Berangkat masih dingin, pulang sudah dingin lagi. Berasa jadi karyawan :D 

Ada 2 tempat kerja, VK depan - IGD, dan VK belakang - kamar bersalin. Setelah menerima rujukan dari luar, dianamnesis, infus, periksa fisik dan dalam, lalu dikirim ke ruangan. Waktu-waktu yang biasanya banjir kiriman adalah maghrib. 

Pengalaman jadi baby catcher.
Dicurhatin pasien, "Uh,  kalo tau ngelairin sakit kayak gini, aku nggak mau ngelakuin, nyesel!"
Didatangi ibu beranak 1, mengeluhkan anak perempuannya yang masih TK kalo pipis sakit.. katanya habis digauli bapak mertuanya *bapaknya bapak tiri si anak itu* miris abis
Bayi sesak napas, kejang, suhu 42 derajat, padahal manis banget bibirnya..
Mandiin jenazah bayi baru lahir.
Bayi lahir meninggal karena tali pusat lahir duluan.
4 orang melahirkan dalam waktu serentak, saat petugas medis hanya sedikit.
Ketemu kakak kelas waktu SMP yang mau ngelahirin.
Ada bayi atresia ani, alias tanpa anus.
.
.
.
.
.
kok banyak yaaaa?

Yang jelas, meski capek, tetep menyenangkan... Meski diremes2 ibu melahirkan, tetep asik.. Kalau kaki bisa diganti, enak kali yaa.. ;p
 
Jul 6, '11 3:20 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim...

Si ibu mengeluh, merintih, perutnya kenceng2, mules, terlentang nggak enak, miring sama aja... Pinggang sakit bukan main.

Untuk yang di umur kehamilan cukup bulan, masih tenang-tenang aja, alias belum ada pembukaan berarti, biasanya disarankan induksi alias dikasih obat untuk memacu pembukaan. Biasanya, yang di infusnya dikasi obat inilah, yang mulesnya lebih sering dan lebih sakit.

"Ibuuu.. jangan ngejaan, nanti bawahnya bengkak.. tarik nafas panjang buuu... miring ke kiri."

Mengejan sebelum waktunya memang bisa menyebabkan pintu jalan lahir bengkak, makanya cara paling aman ya tarik nafas panjang dan lepas lewat mulut. Miring ke kiri juga biar asupan oksigen ke bayi lebih lancar.

Setiap 30 menit, kami para koass harus meriksa DJJ *Denyut Jantung Janin* pada para ibu yang pembukaannya sudah > 4 cm. Nggak mudah, selain sudah makin sering mules, nyarinya juga butuh waktu, apalagi kalau si ibu sudah mulai ngomel.

"Ibu... saya periksa dulu yaa..."
"Ugghhh.. bentar mbaakk.. lagi kenceeennnnnggg," kata si ibu sambil ngejan.
"Jangan ngejan bu, tarik nafas.."
"Uuughh, hhuuuehh.. sakiittt suusss *sering dipanggil suster*" sambil ngeremes lengan si pemeriksa, a.k.a aku. 

"Buu.. ditensi dulu yaa."
"Tadi kan udaah."
"Iya bu, sekarang lagi."

"Suusss,  pengen bera*."
"Iya bu, itu tandanya sebentar lagi, jangan ngejan dulu ya."
"Tapi pengeeennn."
"Buang aja di situ buu.."
"Mau di WC!"
"Nanti bayinya keluar di WC, di sini aja ya buu."

"Suss, ini lah udah nggak kuat laahh, sakiitttt, sesar ajaaa! Sedot aja suss! sedooot!"
"Lhoooo... kan bisa keluar sendiri, ngapain disedot? Nanti kasian bayinya kalo disedot. Lagian kepalanya belum turun masa mau disedot, ini bentar lagi kokk buu.. tarik nafas panjang ya buu."

Bau ketuban, udah biasa. Ketuban dicampur hasil pencernaan manusia juga udah biasa. Apalagi kalau harus ngitung DJJ yang artinya harus nempelin kuping di dekat perut ibu dengan alat, yang berarti kontak dengan si ibu lebih dekat.

Kalau lagi meriksa DJJ, pinggang si ibu lagi sakit, perut lagi kenceng.. tunda dulu, usap2 pinggang si ibu. Tau betul, mereka lagi sakit-sakitnya, dan kami juga butuh memantau denyut si janin, karena kalau ada kelainan, harus segera dilakukan sesuatu.

"Sus, maaf ya, tadi." Kata si ibu yang dari tadi minta disedot bayinya.
"Ya, nggak papa Bu, santai aja.. " kataku sambil meriksa ibu di sebelahnya yang baru melahirkan bayi yang sudah meninggal karena tali pusat lahir duluan.
 
Jul 6, '11 8:54 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim..

Ia datang dengan ibunya. Baru lahir. Ibunya perdarahan karena ternyata plasentanya masih tersisa di dalam rahim.

Dia susah bernafas. Suhu tubuhnya lebih dari 40 derajat celcius. Kejang. Kasian ya, pengen nangis tapi ga bisa, cuma ngerintih aja dia.. 
 
 
 
Jul 6, '11 9:27 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim

Sebelum ini masih bisa, kemana-mana berdua. Jaga berdua. Beli makan berdua. Jalan berdua. Shalat berdua.

Tapi sejak masuk obsgin, sendiri sudah biasa. Makan harus gantian, jadi, meski sendirian ke kantin yang penting bisa makan.

Kalau lagi jaga Kamar Bersalin, hal terpenting adalah air minum. Habis melahirkan, nggak cuma si ibu melahirkan yang haus, yang nolongin juga aus ga ketulungan. Air bening paling mantap. Kadang kalo lagi kepanasan, pengennya minum yang dingin-dingin.



Dan, aku baru nyadar, di stase ini aku jadi kurang menikmati perjalanan. Biasanya kalau stase sebelumnya, tiap pulang aku bisa sambil menikmati gunung Slamet yang terbentang di depanku dengan gagah. Tapi di stase ini, kadang selirik aja liatya, nggak sampe senyum-senyum kagum. Waah... jangan sampe aku kehilangan kenikmatan menikmati keindahan alam. Tapi mungkin juga itu karena Purwokerto makin rameeee!

 
Jul 11, '11 5:37 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim..

Hari ini aku ada di bangsal. Bangsal di mana banyak orang bermasalah dengan kandungannya.

Pagi ini aku ikut kuret. Bukan, bukan aku yang dikuret, tapi aku ikut mengasisteni kuret. Ada 3 orang perempuan yang dikuret pagi ini, dan 1 orang biopsi. Salah satu dari orang yang dikuret baru berumur 17 tahun. Dan dia membuat si bayi itu dengan guru olahraganya. Ah, tak taulah aku bagaimana jalan ceritanya dan penyebabnya. Yang jelas aku tau dia meminum obat untuk menggugurkan kandungannya, dan benar saja, gugur. Hingga hasil konsepsi berupa calon janin berusia 16 minggu itu berjatuhan di tanganku yang sedang memegang spekulum.

Lalu aku dengan pasienku. Nona. 18 tahun. Hamil anggur. Sudah di suction curretage hari sabtu. Aku tanya padanya, sudah berapa lama menikah? Jujur saja, aku kagum dengan wajahnya yang begitu cantik, lembut, bibirnya juga merah muda, manis. Baru mau, katanya, menjawab pertanyaanku. Oo, kapan? tanyaku lagi, tanpa mimik heran. Besok, mau daftar kuliah dulu. Oo, mau daftar di mana? tanyaku antusias. Di Fakultas Hukum, katanya. Bagus sekali! ujarku.

Saat dokter visite kepadanya. Buu! Jangan hamil selama 2 tahun! Bahaya! Ya! Si nona mengangguk-angguk saja. Di luar, suster berkata, masih nona dok! Huh, ya, salah siapa main-main... katanya.

Lalu dengan pasien-pasien yang sudah stadium akhir. Kanker ovarium. Kanker serviks. Rata-rata memang datang dengan kondisi sudah cukup parah. Mestinya hanya bisa diperbaiki keadaannya dengan kemoterapi, tapi kemoterapi pun butuh kondisi tubuh yang baik, jadi.. bagaimana? Banyak berdoa ya Pak! Kita berusaha yang terbaik, tapi kita nggak bisa berspekulasi. 

Dan mata merah keluarga pasien pun akan jadi hal yang biasa.
 
Jul 13, '11 4:40 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim..

Pagi tadi berangkatnya kesiangan. Rencana, hari ini nggak turun ke IBS *Instalasi Bedah Sentral* karena ada senior yang mau turun. Eh ternyata ada ujian mendadak, alhasil aku harus turun dar kahyangan eh bangsal.

Secepat kilat aku follow up pasien yang akan dioperasi. Alhamdulillah cuma 2 orang, laparotomi explorasi. Yay.

Gantian ama temenku, aku jadi asisten operasi pasien kedua. Pasien dengan kista ovarium dengan HbSAg (+) intinya ada kemungkinan pasien kena penyakit Hepatitis B. Aku yang kadar titer hepatitis B dalam tubuh enggak seberapa ini, ikut main, bahaya juga :D Tapi lillahi ta'ala smoga Allah melindungi.

Aku baru nyadar operator dan asisten operasi I dan II pake handscoen alias sarung tangan dobel pas udah mulai menyayat lapisan perut. Haa. ha. Aku cuma selembar sarung tangan ukuran 7. Semoga aku nggak banyak terpapar darah pasien, aamiin. Semoga sarung tanganku nggak bolong, aamiin. Semua disediain gogle, aku engga. Yasudah, kacamata adalah pelindung mataku tadi. Alhamdulillah nggak ada darah yang muncrat.

Setelah kista terangkat.. Bayangkan ovarium alias indung telur itu terisi air, seperti balon. Disedot sedikit cairannya, lalu diangkat. Et voila! Sudah selesai. Legaa.. hehe... 
 
Jul 20, '11 5:43 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim...

Akhirnya dapet juga VK mandiri. Itu berarti, jaga tanpa ada koass senior atau junior. 6 orang dibagi jadi 2, VK IGD dan VK belakang. Supaya cukup, di-shift jadi 2-2, 2 sisanya dapat istirahat 8 jam. Meski begitu, bisa saja ada yang dapat giliran jaga 24 jam atau 36 jam, lanjut terus sampe rontok.

Meskipun baru selesai menjalani jaga 24 jam, sebelum2nya gejala badan tidak fit sudah terasa. Emang yang paling ngerti badan tu kita sendiri. Hari senin, dapat jaga VK IGD, jadi kalau ada operasi cito alias segera, dilakuin di OK *kamar operasi* IGD. Hari itu ada cesar, aku jadi ass-op. Nggak lama, sampai tinggal jahit menjahit, gejala-gejala mau pingsan kambuh. Argh! Mau kupaksakan, nanti kalau pingsan beneran bisa ngerepotin orang-orang *iyalah!* Padahal waktu itu aku jadi ass-op 2, dan kalau aku nyerah, tinggal sisa operator sama ass-op 1. Tapi aku tak kuaatt...

"Pak! Saya nyerah ya! Mau pingsan!"
"Heh? Kenapa? Kenapa? kata pak ass-op.
"Udah keliyengan pak." *Mulai gaduh gelisah*
"Iya, iya gapapa dek!" residen obsgyn mengizinkan. 
Aku mundur, jongkok.
"Kenapa to dek? Semalem abis berapa ronde?" ??
Baju op ditanggalkan, aku mundur teratur. Ga enak banget sama operator dan ass op, tapi apa daya??

Katanya, aku yang pertama kali mundur dari kamar operasi. Hew.. maafkaaan.. Untung baek-baek semua orang-orangnya.

Setelah itu, 2 kali op aku jadi baby catcher, nggak sanggup rasanya kalo jadi ass op. Tadi pagi juga, cuma nolong partus aja, bisa-bisanya udah muncul kunang-kunang. Ck, payahnya aku ini.. dan 1 minggu belum berlalu :D Bismillah. Smoga diberi kekuatan sampai akhir.

Kenapa judulnya itu ya? Hehe. Ya, Telah tiba masaku untuk ngedrop.
 
Jul 28, '11 7:55 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim

Dulu, jauh sebelum masuk ke stase Obsgin, temanku SMP yang sudah menikah dan punya anak berkata, "Ah, sekarang tuh kalo melahirkan pasti digunting koh!"

Pada kenyataannya, ya memang, tapi...

Episiotomi atau pengguntingan daerah perineum *antara kelamin wanita dan anus* dikatakan: rutin. Tapi, bukan harus selalu dilakukan. Biasanya, pada ibu yang baru pernah melahirkan, hampir pasti digunting bagian itu. Kenapa? Ya karena kalau tidak, bisa terjadi laserasi, yaitu saat bayi terutama kepala bayi lahir, ia akan menyobek bagian itu dan jadi tak beraturan. Beda kalau di-epis, robekannya teratur sehingga mudah dijahit dan kembali jadi cantik.

Untuk ibu yang sudah berulang kali melahirkan, tergantung ukuran bayi juga, tapi seringnya bisa mulus tanpa ada robekan.

Hampir semua ibu atau calon ibu menolak digunting/epis. Epis dilakukan ketika ibu kontraksi dan mengejan, kepala bayi sudah menyembul, tapi masih belum bisa keluar karena sempitnya jalan keluar dan perineum menegang, kaku. Saat sang ibu tahu sudah digunting dan akan dijahit, beberapa ketakutan dan menolak, tapi kan harus. Hehe. Lagipula dikasih pengurang rasa sakit, meski untuk jahit luar memang masih terasa sedikit. Tapi ada pula ibu yang begitu tenang saat dijahit. Caranya adalah, tarik nafas panjang, rileks, letakkan pantat di alas tanpa diangkat. Itu saja.

Suatu kali seorang bidan melahirkan. Ia berpesan untuk tidak di-epis. Kepada sesama teman sejawat, tentu saja bidan muda menuruti. Hasilnya? Laserasi. Robekannya sungguh tidak beraturan. Lalu bidan senior berkata, "Kalau aku, meski dia nggak mau, kulakukan saja. Hasilnya kan begini jadinya, jelek."

Ya, sesuai pilihan masing-masing sih. Kadang juga ada yang nggak perlu di epis, untuk kelahiran pertama. Tapi menurutku, seberapapun sakitnya jahitan itu tak sebanding dengan pengorbanan yang sudah dilakukan supaya sang bayi lahir. Itu masih kelanjutan cerita, kelanjutan perjuangan. Hidup para ibu!
 
Aug 23, '11 8:59 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim...

Suatu siang, di poli kandungan kebidanan, aku yang saat itu lagi ambil kasus ujian, meminta seorang ibu untuk kuperiksa lagi. Hari itu kamis, tapi kenapa ruang tunggu terasa sesak?

Sang ibu berwajah setengah letih, menjawab pertanyaanku dengan lebih banyak kata: lupa.

"Sudah pernah di-USG Bu?"
"Sudah."
"Katanya gimana?"
"Kepalanya belum mapan *ada di tempatnya*" 

Aku pikir, kata mapan itu berarti belum masuk ke Pintu Atas Panggul, alias kepala masih bisa digoyang, seperti yang ibu-ibu lain bilang. Lagipula karena diburu waktu, takut si ibu dipanggil masuk, aku langsung minta pemeriksaan fisik Leopold untuk melihat posisi janin tanpa melihat USG, kupikir, toh di dalam di USG lagi, nanti kuikuti si ibu.

Lho, kenapa Leopold I keras? L1 itu di mana kita menilai bagian fundus uterus, atau sekitar ulu hati, untuk melihat bagian atas perut ibu. Seharusnya teraba bulat lunak, karena normalnya, bokong yang ada di sana. Sampai ke L3, di mana kita memeriksa bagian terbawah ibu, untuk mengetahui bagian janin yang mana yang berada di dekat jalan lahir, malah teraba bulat lunak.

"Ibu, katanya kepalanya sudah di bawah?" tanyaku.

"Belum, masih di atas."

"Oh... ya, memang masih di atas." Kepalanya teraba cukup besar.

Tepat setelah kuperiksa, si ibu dipanggil keluarganya, sudah akan dipanggil masuk, antriannya. Akhirnya aku mengikuti.

DSOG melihat materi USG yang ternyata baru diambil beberapa hari yang lalu. Lengkap. RS swasta.

"Ibu tahu kenapa dirujuk ke sini?"

"Iya, katanya kepala bayinya besar." Aku lupa konten kalimatnya, intinya keluarga diminta ke RS provinsi ini untuk terminasi kehamilan. Segera diangkat. Sesar.

"Bu, umur bayinya baru 35 minggu, jadi nunggu cukup usianya dulu. Minggu depan ke sini lagi, kontrol."

Keluarga agak keberatan, rumah mereka jauh, tapi akhirnya menurut lalu keluar ke administrasi, lalu dijelaskan lagi dengan lebih rinci. Ternyata, orang-orang yang duduk di tempat tunggu itu keluarga si ibu ini. Banyak. Mungkin 5-6 orang. Mungkin mereka semua khawatir, karena bayi yang akan dilahirkan ini, besar-kepala, alias hidrocefalus kongenital. Rata-rata bayi seperti ini memang susah berputar, kepalanya biasanya susah turun ke panggul, alias sungsang, presentasi bokong. Kasus seperti ini jarang, sekitar 1 per 1000 kehamilan. Untuk kasus seperti ini, konseling keluarga diharapkan dapat mengurangi kecemasan dan rasa bersalah keluarga. 
 
Sep 6, '11 11:14 PM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim...

Sabtu kemarin, saat jaga kamar bersalin, aku 'jalan-jalan' ke bangsal bedah karena ada pasien konsulan obsgin. Masih muda, kupikir nona, ternyata nyonya. Datang dengan nyeri perut, Tekanan Darah menuju syok. Riwayat percobaan pengguguran kandungan.

Seperti awamnya makhluk-makhluk wanita muda yang mencoba menggugurkan kandungan, aku rupanya tak sengaja bersuudzon, astagfirullah. Tapi setelah kutelusuri riwayat menikahnya, lebih lama dari usia kehamilannya. Kenapa digugurkan? Orangtua yang menyuruh, katanya. Atas dasar apa? Tidak kutanyakan lebih lanjut.

Dengan apa? Nanas dan sprite. Lalu obat-obatan, yang kuperkirakan obat untuk melancarkan haid, tapi entahlah. Terang saja nyeri perut sangat. Aku tidak bisa menduga, bagaimana pola pikir orangtuanya. Tapi bayinya masih baik keadaannya, aku lupa berapa bulan, tapi semoga percobaan menggugurkan kandungan itu tidak berpengaruh.
 
Sep 11, '11 9:14 AM
for everyone
Bismillahirrahmanirrahim...

Kemaren minggu ujian, sudah bebas tugas. Aku masuk ke ruang koass, lalu juniornya bercerita.

"Ada yang aneh!" katanya, mengawali cerita.
"Apa? Aku cantik?" *kalimat terakhir sebenernya ga aku bilang sih... :P
"Ada anak lahir ga punya bapak!"
"Hehh? Sering kan?"
"Bukaan, si ibu bilang dia nggak pernah ber'campur'!" Campur, pake kata favorit mamah Dedeh.
"Hahhhh?"
"Iya, dia bilang, dia cuma mimpi 3 kali di'campur'in, trus hamil!" matanya membelalak, lucu.
"Bohong kali dia, atau mungkin dibius. Aneeh."
"Ga tau tuh, katanya juga udah putus ama pacarnya, ga pernah ketemu lagi, paling telpon2an."

Au aaah.... Emangnya Maryam? Bisa hamil tanpa bapak?
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

The end of Obsgyn Regular Stage

Bismillahirrahmanirrahim...

Yep. Minggu ke-13 sudah berakhir, diisi ujian OSCA yang tidak memuaskan. Semua buku sudah dipak! Siap dikembalikan kepada empunya. Sudah harus bersiap dengan stase baru berikutnya, selama 4 minggu *saja*, yaitu:

FORENSIK

welcome...

happy sunday! ^^

Friday, June 17, 2011

4-5th day at Obsgyn

Bismillahirrahmanirrahim...

Kemaren rasanya males banget. Mungkin karena lagi sakit, pengennya manja-manjaan. Padahal kemaren banyak cerita bagus, kasus bervariasi. Daan, hari ini evaluasi, malah aku nggak belajar.. payah. Dapet PR deh, banyak.

Kemarin ada pasien, G2P0A1. Usia Kehamilan sekitar 18 minggu, harusnya uterus udah keliatan sekitar pertengahan pusat-simfisis, tapi kok? Nihil. Nggak ada ballotement. Yowes, nanti dilihat di USG ya Bu. Ternyata janinnya memang nggak tumbuh. Si ibu memang datang dengan keluhan BB menurun. Nangis deh ibunya, kasihan. Tapi karena masih muda, insyaAllah ada kesempatan lagi ya Bu!

Di hari ke 3 juga ada 2 orang remaja putri, ya remaja dewasa gitu lah. Dengan rok pendek *atau hot pants ya? mau cek kehamilan, tes urin. Positif. Pas ditanya tentang suaminya, malah nyengir.. he..

Terus kemaren liat pembesaran kelenjar Bartholini, di labia mayora pasien.

Hari ini ada presentasi refrat, jadi sampai jam 10 siang kami ada di ruang diskusi. Cuma 1 jam di poli. hiks. Padahal aku pengen banget ngelakuin inspekulo.

Tadi pasiennya macem-macem juga sih. Aku si kebagian anamnesis kontrol kehamilan. Tapi tadi ada pasien abses bartholini. Terus ngelakuin cryotherapy...

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...