Wednesday, September 21, 2011

Mandi ya Sayang...


Bismillahirrahmanirrahim...

Hari ini salah seorang temen dapet hukuman memandikan jenazah karena di slide presentasi lapjag ada kesalahan. Nggak lama setelah itu ada jenazah baru, bayi. Aku ikutan juga, langsung pake sarung tangan dan masker. Bayi ini kiriman dari bangsal bayi patologis. Kasihan, sudah dari hari kamis ia bertahan di sana, tapi sudah saatnya Allah memintanya kembali.

Kakek dan ibunya menunggui. Jujur saja, rasa was-was memandikan jenazah sambil ditunggui itu ada. Kami memperlakukan si bayi dengan hati-hati. Dingin, dan lemas. Kurus sekali. Kami usap dengan sabun, lalu kami bersihkan lagi dengan air. Kalau ia masih hidup, pasti ia kedinginan.

Di tengah pemandian, sang ibu mendekat, mengusap dengan penuh kasih rambut sang bayi perempuan itu. Menelusuri bibirnya, pipinya. Kami diam sejenak, rupanya sang ibu sadar kami menunggunya padahal tak apa lebih lama lagi. Terakhir kami guyurkan air kapur barus ke badannya, kami keringkan dengan handuk lembut.

Lalu kami tidurkan ia di lapisan kafan bertabur kapur barus. Kami tempelkan kapas dengan bubuk cendana di bagian-bagian lipatan dan lubang. Lalu kami bungkus ia. Kami ikatkan talinya. Selamat tidur panjang, Sayang.

::forensik::

3 comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...