Thursday, May 10, 2012

KU Jelek

Bismillahirrahmanirrahim...

Dini hari pukul 2 kurang, pasien bayi datang dengan anemia dan bronkopneumonia. Hb 6, tapi sudah di transfusi di RS sebelumnya. Datang dengan sianosis! What a... Jadi inget bayi2 dengan Keadaan Umum jelek di NICU sana. Hampir mirip. Meski HR dan RR masih baik, tapi bibir dan akral kebiruan dan dingin. Dengan sungkup O2 kebesaran, ia sedang berjuang. RC minimal bahkan hampir tidak ada, dengan pupil sekitar 4mm/4mm. 

Waktu temenku sedang konsul, aku kembali untuk menanyakan riwayat trauma kepala. Ya, soalnya katanya nggak pernah ada tanda-tanda perdarahan. BAK nggak merah, BAB nggak hitam, trus dari mana anemia-nya? Karena cukup banyak kasus APCD, di mana otak mengalami perdarahan yang meskipun nggak masiv tapi cukup mengancam. Apalagi kemarin sempat kejang.

Dan pas aku datang, meski tadi sebelum aku pergi keluarga sudah kutitipi pesan buat mengawasi ketat, (itu cuma selang 5 menitan) nafasnya habis, lupa. Langsung aja kuambil ambu bag dan mulai mengambu sambil nungging (karena posisi bed yang memang agak susah). Sekitar 1/2 jam kurang, nafas yang 1-2 itu kembali baik. Aku pesenin lagi ke keluarganya, kalau nanti lupa nafas lagi tolong segera lapor. Nggak sampai beberapa menit, kamar diketok, cari dokter kerudung coklat it means me. Tapi karena kondisinya masih sama, kami minta observasi dulu. Nggak lama kemudian, kembali apneu, lupa nafas. Kami ke sana, mengambu sekitar 5 menit kemudian Pijat Jantung Langsung. Nggak lama, HR menurun dan negatif. Pupil midriasis. Ia kembali pulang.

koass anak.

Saturday, May 5, 2012

Random | Baby

Bismillahirrahmanirrahim...

Suatu kali di POLI, sepasang suami-istri muda dengan anaknya yang baru berumur 6 hari datang untuk meng-imunisasi anaknya. Karena dedek pup, makanya bedong rapinya dilepas. Setelah bersih, ditimbang, dan mau ngebedong lagi.

"Hehe, masih amatiran." Kata keluarga yang juga ikut buat nggendongin si dede. Sama-sama masih muda sih.
Setelah aku lihat sebentar dan aku timbang-timbang, akhirnya aku menawarkan diri. "Saya bedongin gimana?"
"Bisa mba?"
"Ya, sedikit."
Akhirnya aku bedongin dengan ilmu bedong yang kudapet dari stase obsgyn dan anak. Alhamdulillah lumayan rapi deh. Hehe. Setelah dedek diperiksa, aku bedongin lagi biar dia kembali kaya uler. Tuh, ilmu bedong bermanfaat juga :D

Trus ada adek bayi diare dan bronkopneumonia, namanya An. M. Bapaknya mirip Tora Sudiro versi kulit item. Ibunya masih 21 tahun, putih dan cantik. Otomatis, anaknya itu juga cakep. Tapi yang bikin dia lebih cakep adalah ke-anteng-annya. Ah, aku jatuh cinta... Hihi. Tiap visit, aku biasanya nge-tem dulu di bed An.M, buat ngelus rambutnya yang bergelombang dan bertekstur nggak sehalus bayi lain. Dan di bagian belakang kepala, rambut yang tumbuh sedikit, jadi dia kayak pake topi baret, hihi. Lucu yaa.. 

Ada lagi. Kakak angkatan yang masih bareng kami di stase anak, main dengan penuh kasih sayang sama bayi kecil gemuk yang lucu. Si bayi lagi tengkurep sambil nangis-nangis minta digendong ibunya. Khas seseorang yang memang punya rasa sayang lebih sama anak kecil itu dia bakal ngomong sama si bayi seolah si bayi tau apa yang diomongin. Ngomong dengan suara lembut dan bergelombang. (Pikiranku aja sih, ga tau bener atau engga) Trus matanya bisa mancarin kasih sayang, haha. NAH, karena si ibu lagi baca resep yang harus ditebus. Si Mas ini akhirnya mbalik si bayi dan ngegendong. Aku liatnya agak meringis juga sih, soalnya memang cowok lebih susah gendong bayi. Dan si ibu ngeliat, untungnya nggak marah juga, "Wah, mas-nya belum pinter gendong adek yaa." Abis itu aku ketawa sambil benerin tangan bayinya yang kurang nyaman kelihatannya. Tapi namanya juga usaha, kalau nggak pernah nggendong, nanti nggak bisa-bisa. Kayak waktu di NICU, aku nyuruh semua temen cowokku yang bareng di NICU buat gendongin bayi satu-satu. Kelihatan lucu kalau cowok yang suruh nggendong bayi itu biasanya memang bukan orang yang anteng,  hahaha. Tapi mereka pede gendongnya kok.

koass anak


Thursday, May 3, 2012

Salam Darinya..

Bismillahirrahmanirrahim...

"FIL, ada salam dari An. N, pasienmu. Tadi nanya, dokter Filly mana gitu katanya." Kata temenku yang lagi tugas poli. Agak lama aku baru ngeh, oh! An. N pasienku, ensefalopaty hipertensi. Sempat 200 sistole-nya, sampai kejang, selama beberapa hari selalu dipantau Vital Sign-nya. Selama itu pula aku follow up dia dan mantau dia tiap jaga.

"Bajunya kebalik." Kata An. N
EH? Masaaa? Aku langsung menyusuri jas putihku, oalah, "Hihi, ini bukan kebaliik, ini lunturr." Badge nama-ku yang warna hijau itu meluntur karena aku celup di pemutih. 

"Suka baca nggak?" tanyaku sekali waktu.
"Suka, cerita nabi."
"Oooh, bagus ituu."

"Nggak mau makan nih dok, katanya hambar." Adu ibunya.
"Ayo makaan, nanti lama pulangnya looh. Katanya mau pulang."

"Dok, nih, pingin nanya sakitnya kenapa. Banyak nanya ni emang."
"Nggak papa dong, pinter malah." Aku jelasin semampu yang aku tahu.

"Tanya sendiri." Kata ibu N.
"Kenapa?" tanyaku heran.
"Itu, mau nanya arti namanya apa." Ibunya bilang lagi.
"Oooohh," aku menunjuk badge namaku... "Ini, dari Filia, artinya cinta. Ada arti lain juga, cari sendiri di kamus bahasa inggris yang besar, arti nomer 2 ya, jangan yang nomer 1." Lalu aku ketawa sendiri, seolah lucu.

It's just a part of sweet memories between me and my patients. And I love it. Surely.

koass anak. bangsal.

Pediatrician

Bismillahirrahmanirrahim...

Aku bahagia berada di antara anak-anak dan bayi-bayi mungil ini, meski mereka sedang berjuang melawan penyakitnya. Lucu sekali saat mereka tiba-tiba menangis meraung karena jas putih sedang mendekati mereka untuk sekadar memeriksa suhu tubuh, denyut nadi, dan pernafasan mereka. Mereka ketakutan, takut merasakan sakitnya disuntik pada awal pemasangan infus ketika pertama kali masuk ruangan rawat inap.

Kadang mereka polos, dengan matanya yang bulat besar, tak berkedip. Mengikuti segala macam gerakan dan barang yang menarik perhatiannya. Bukannya menyingkirkan stetoskop yang sedang didekatkan ke tubuhnya, ia malah meraihnya, penasaran. Pipis saat baru diperiksa. Pup mencret saat sedang diperiksa. Kalian tetap lucu.

I love u all, dear.. :)


koass anak

Wednesday, May 2, 2012

Pulang

Bismillahirrahmanirrahim...

Di bangsal anak, ada satu kamar yang berisikan 6 bed, dinamakan kamar pengawasan. Pasien yang tingkat kegawatannya paling tinggi dikamarkan di kamar itu. Kebanyakan pasien yang kutemui di sana adalah pasien meningitis, ensefalitis, epilepsi yang masih sering kejang, dan bronkopneumonia pada bayi. Kalau kondisi pasien super jelek, maka pengawasan dilakukan tiap jam. Dan pasien yang kebanyakan pulang ke rahmatullah adalah pasien meningitis-ensefalitis-bronkopneumonia karena aspirasi. 

Meningitis-ensefalitis pada anak usia 7-10 tahun lumayan banyak, mereka biasanya bertahan sampai beberapa hari. Begitu juga bayi atau anak dengan pneumonia aspirasi atau bronkopneumonia, mereka bisa bertahan beberapa hari tapi akhirnya kelelahan (terutama karena distres respirasi) dan meninggal. Sebetulnya bisa dimasukkan ke (P)ICU, dibantu alat bantu nafas mekanik, tapi kadang kurang berpengaruh juga. Dan meski sudah diberi motivasi, terkadang karena kendala biaya mereka tidak bisa memasukkan anak mereka ke ICU.

"C, iya Nak nanti pulang ya, main lagi." Ibu anak C, yang Respirasi Rate-nya selalu 40 x/m (coba sendiri bernafas 40 kali per menit). Keadaan An. C memang agak membaik belakangan, meski RR tetap segitu. An. C didiagnosis pneumonia aspirasi et causa (karena) tersedak kacang. Sudah dimotivasi ICU, tapi keluarga menolak ec biaya. Akhirnya An. C memang pulang ke rumah. Pulang.

"Kalau Allah menghendaki, insyaAllah sembuh." Aku mendengar ayah An. H berkata begitu. An. H didiagnosis meningitis. Kuduknya benar-benar kaku. Semalam pemantauan tiap jam, sudah mulai presyok. Memang keadaannya jelek, sepertinya sepsis T_T. Cairan NGT (Nasogastric Tube)-nya merah kehitaman. Akhirnya pagi tadi, saat kami sedang bimbingan, ia pun pulang.

koass anak

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...