Friday, March 23, 2012

Namanya A

Bismillahirrahmanirrahim...

Namanya A, pasienku di bangsal bedah saraf, dulu. Kalau nggak salah masih kelas 3 SD. Waktu itu aku perhatikan wajahnya, matanya juling sebelah, langkahnya tidak normal, tertatih dan terjinjit-jinjit. Diagnosisnya SOL, tumor di otak, tapi aku lupa Dx tepatnya.

Di awal pertemuanku dengannya, ia bolak-balik menangis-merintih, antara kesakitan dan tidak mau dirawat di RS. Gejalanya timbul lumayan cepat, berdasarkan anamnesis yang aku lakukan. Tindakannya yang direncanakan kraniotomi SOL, paska kraniotomi kulihat agak baikan karena perkembangannya bagus. Aku juga follow-up di ICU.

Kemarin hari apa lupa, dia masuk bangsal anak dalam kondisi buruk. Sudah penurunan kesadaran. Awalnya aku belum ngeh kalau itu dia, tapi saat teman-teman sudah mulai mengambu dan RJP aku baru sadar kalau itu dia. Saat aku melakukan RJP di akhir, sudah diputuskan dia pergi. Pergi. Selama beberapa saat kemudian aku mengulangi memori saat aku berkomunikasi dengannya. Pipinya yang gembil, rambutnya lurus, suaranya kecil, manis. Seharusnya ia cantik kalau sudah besar nanti.

Jangan nangis lagi ya. Kataku waktu itu. Esoknya ada boneka Shaun di bed-nya. Sebetulnya aku ingin menjadi sahabatnya, tapi tampaknya ia tak berminat sekalipun untuk tertawa. Meski ia selalu menjawab setiap hal yang kutanyakan.

A, jadilah anak baik di sana.

2 comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...