Bismillahirrahmanirrahim...
Sore tadi seorang teman BBM, katanya aku harus siap-siap otopsi. Kelabakan aku dibuatnya, langsung saja menyambar handuk setelah sebelumnya BBM teman-teman kelompok forensik. Ternyata belum ada kepastian. Malah ada kabar DOA *Death on Arrive* tapi salah juga ternyata. Alhamdulillah.
Eh, jam 8 malam, ternyata si jenazah yang tadi sore dikabarkan temenku sudah hinggap di Instalasi Pemulasaran Jenazah, kami diharap berkumpul. Yah, aku cuma berdua sama adekku, untungnya dia mau ditinggal pergi. Aku janjikan nggak lebih dari jam 12 malam, dengan perkiraan otopsi selama 3 jam. Aku nggak bilang pergi otopsi.
Sampai sana, banyak polisi. Kami diminta untuk visum luar dulu sambil menunggu keluarga dan kepastian akan diotopsi atau tidak. Aku cuma bawa kamera digital yang batrenya sudah hampir drop, DSLRku batrenya belum kuisi, bodohnya! Aku cuma mengandalkan DSLR temanku yang ternyata sedang dipakai. Oke, no prob.
Setelah pakai perlengkapan, kami masuk ke kamar jenazah. Ada dua kantung jenazah di sana, isinya laki-laki dan perempuan, ditemukan di hotel, seperti OD, cuma masih belum tahu juga. Setelah foto-foto, tulis visum (saat celana dibuka, bauuu.. ada feses) , kami menunggu kepastian. Keluarga datang, lalu berembuk. Kabarnya, untuk menunggu otopsi itu butuh waktu lama. Apabila nanti keluarga mengiyakan, kami harus menunggu lagi surat perintah otopsi, menunggu dokter forensik dan dokpol. Hiks, bagaimana kalau sampai dini hari? Adekku sendiri di rumah.
Alhamdulillah, ternyata keluarga minta jenazah dibawa pulang, kami pun bisa pulang lagi. Hehe.
RALAT: ternyata untuk otopsi, cukup ada permintaan dari penyidik tanpa perlu persetujuan keluarga, pada keluarga hanya dilakukan pemberitahuan.
::forensik::
No comments:
Post a Comment