Bismillahirrahmanirrahim...
2 minggu terakhir kemarin, aku baru saja menjalani masa karantina di Neonatal Intensive Care Unit di RS. Masa yang di mana hampir semua orang bilang merupakan masa yang berat, paling berat. Melebihi lelahnya masa-masa di VK saat stase obsgin. Betul, tapi juga tidak.
Minggu pertama hanya bertiga. Tiga itu angka keramat. Artinya, selama ini paling tidak ada 4 orang, bahkan sampai 5 atau 6 orang awak NICU ini, tapi karena keterbatasan personil maka kami hanya bertiga. Aku perempuan sendiri. Menempati kamar sempit yang kami sebut kontrakan, berisi 3 kasur di lantai, lemari, 1 buah jendela, tv kecil milik temanku, dan kamar mandi sudah pasti ada di luar.
Aku sudah mempersiapkan hati untuk selalu menganggap akan ada hari esok yang lebih indah. Akan ada masa kebebasan setelah pembantaian 2 minggu, dan itu menyenangkan. Akan ada lelah yang terbalas dengan nikmatnya tidur dan istirahat. Betul saja, sampai di sana sekitar pukul 7 pagi hari ahad, tanggal 1 april, kami disambut dua bayi yang apneu (henti nafas) dan harus di-bagging (pompa) untuk membantu asupan O2.
Sepanjang siang itu selain bagging, kami harus follow-up. Aku kebagian follow up pasien bayi sehat di bangsal rawat gabung ibu-anak di sebelah NICU. Sendiri, 32 status rekam medis pasien. Tanganku pegaaalll. Jadi kegiatanku selama 2 minggu itu, pagi kami follow up pasien. Agak siang menunggu visit. Turun untuk mendampingi Sectio Saecaria. Jaga dan bagging serta konsul apabila ada pasien gawat atau pengawasan.
2 hari pertama aku agak susah mencari waktu makan. Sudah katering pagi-siang-sore sih, tapi kadang kelewat karena jadwal turun mendampingi SC. Capek kaki, keringat super deras keluar apalagi kalau sedang berada di ruang berisi banyak inkubator, berlama-lama di sana untuk bagging. 2 hari itu sama sekali tidak makan asupan gula tambahan selain dari karbohidrat.
Hampir di seluruh minggu pertama nafsu makan menguap entah ke mana. Heran. Tapi itu tidak terjadi saat minggu kedua. Kami ber4. Dan pasien dalam kondisi 'tenang' indah dan nikmat sekali. Kami seperti hanya sedang berlibur di NICU. Nafsu makan merangkak naik, bahagia mulai merebak. Dan aku menemukan tambatan hatiku di sana. Bayi-bayi lucu yang aku sayangi.
hari kedua, migrain menyerang, beli pct dan vita di apotek IGD
'kontrakan' kami
si kembar yang selalu bergaya kalau bobo
bagging di hari terakhir, akhirnya plus (meninggal)
Hari ahad kemarin resmi lepas dari belenggu NICU, ada rasa sayang meninggalkannya, meski ada juga rasa senang kembali ke kehidupan semula. Tapi yang jelas, semua menyenangkan, apalagi bila dibarengi dengan rasa syukur. Indah, sangat!
KOASS ANAK, NICU
No comments:
Post a Comment