Bismillahirrahmanirrahim...
Aku jadi heran sendiri kenapa di stase ini aku malah nggak banyak cerita. Apa yaa?
Di minggu kedua kemarin, kami pindah RS, stase luar lah istilah kerennya. Hanya 1/2 jam perjalanan sampe, ke bangsal Sakura di RSUD Bms, khusus untuk bangsal jiwa. Sudah tahu kalau di sana bakal menemukan hal yang berbeda dengan di RSMS. Di RSMS cenderung pasien-pasien yang terawat, kalaupun harus ke bangsal, mereka pasien psikotik yang tidak separah pasien di RSUD Bms ini.
Aku tahu persis, kondisi pasien psikotik. Apalagi yang sudah tidak bisa mengontrol diri-sendiri. Kencing sembarangan. Aku tahu. Dan di sana, begitu masuk ke balik jeruji, akan ada orang-orang yang bercampur dengan orang normal, hampir tidak dikenali secara sekilas. Mereka beruntung, masih ditunggui. Di bagian paling belakang ada jeruji2 yang dibaliknya berkumpul sekumpulan orang dengan gangguan jiwa tak berpenunggu.
Jaga pertama, sore itu Ibu S sedang merangsek keluar pintu depan, minta pulang. Perawat mengejar-ngejar, Ibu S bergulingan di lantai. Aku bantu berdiri, dan perawat laki-laki tinggi besar mengawalnya kembali ke kamar. Setelah itu malah Ibu S menarikku pelan, mengajak bicara dengan gayanya yang logorrhea. Menembang, menyanyikan shalawat. Aku hanya senyam-senyum sendiri di depannya, setelah mengorek-ngorek perasaannya saat itu.
Temanku beda lagi. Ia benar-benar dikejar oleh pasien follow up-anku yang mencoba kabur. Kalau aku yang ada di sana, aku akan ketakutan melebihi temanku, karena aku tahu pasien ini post ngamuk di rumah dengan mengacungkan bendo ke bapaknya. Aih... Jangan kau bunuh aku!
Berada di sana, menyenangkan *minus baunya. Mengobrol banyak dengan pasien maupun keluarga *apalagi yang kooperatif* sangat menyenangkan. Menggali-gali perasaan mereka, aku ingin tahu apa yang terjadi.
::jiwa::
wah! :D
ReplyDeleteweeh
ReplyDelete