Bismillahirrahmanirrahim...
Malam sabtu kemarin, jadwalku jaga. Waktu masih asyik ngerjain visum di kafe kantin sambil ngenet, temenku dapet BBM dari koass bedah di IGD, katanya IPJ nelpon, mau ada otopsi. Hyaaak.
"Mungkin kamu dikerjain, kamu kan ulangtahun. Nelpon aja deh ke IPJ." Kami akhirnya ke kantin samping, minjem telpon buat nelpon IPJ. Hyah, beneran deh ternyataa. Akhirnya kami naroh laptop di IGD, trus meluncur ke bagian terbelakang dari RS. Nggak lama, dr. Sp. KF kami sudah datang, karena nunggu surat otopsi, kami nunggu temen-temen ngumpul semua di ruang koass. Jenazah belum diturunin dari ambulan.
"Jenazah udah turun." Kata temenku, dia datang dari luar, pintu dibuka. Baunya langsung deh, kayak bau septik tank. Itu sekitar jam 12 malam. Kami segera siap-siap peralatan tempur. Rupanya keluarga (lagi-lagi) ngga menghendaki kami melakukan visum dalam (yang berarti harus mengubek-ubek isi jenazah). Beruntung juga sih, karena kami nggak akan lebih lama menghirup H2S dari tubuhnya. Perut dan dada mulai menggembung.
"Paling gampang buang mayat ke sungai." Kata dr kami.
Karena nggak dilakuin visum dalam, kami cuma visum luar. Ada tanda bekas gigi di bibir bagian atas. Tapi kami belajar tanda-tanda tenggelam juga, alhamdulillah. Ada washer woman hand, beberapa bagian juga mulai membusuk. Kalau perut kembungnya ditekan, maka bau gas pembusukan tercium dari mulutnya.
"Nah, yang belum kita dapet tuh luka tusuk!" Kata salah satu temenku yang 'berdoa' dapet korban tenggelam, nggak di aamiin-i sama temen-temen sekelompok. Hahah. Padahal, sebenernya aku yang sempat berharap dapat korban dengan belatung. *smiles*
.:FORENSIK:.
No comments:
Post a Comment