Wednesday, June 30, 2010

Tulisan Dokter Kok Jelek?


Bismillahirrahmanirrahim...

Poor doctor. Tulisan jelek pun dihina. Haha.
Dulu sebelum kuliah di medschool, aku pernah tanya, karena aku lagi pegang resep yang tulisannya nggak bisa kubaca. Kata *siapa entah* itu biar orang awam nggak bisa baca, cuma farmasis yang bisa baca.

Aku merasakannya kok. Penelitian di RM membuat mataku harus jeli se jeli-jelinya. Jangankan resep, RM IGD pun aku kadang nggak bisa baca, yang notabene mungkin ditulis perawat, dokter jaga, atau mungkin koass jaga. Ada banyak faktor, memang begitu tulisannya, terlalu capek, dan terlalu ngantuk.

Apalagi kalau baca hasil konsulan dari spesialis. Mataku harus berkerut-kerut buat paham apakah itu. Baca resep yang diberikan? Aku hampir ahli untuk baca resep trauma kepala. Karena pasti seputar: brain act, rantin/radin untuk singkatan ranitidin, RL, dan kawan-kawan. Jadi kalau seandainya ada tulisan yang berbentuk ada rntn, insyaAllah itu rantin... hahaha. Mungkin begitulah apoteker membaca tulisan dokter. Aku sendiri belum pernah tanya ke apoteker, bagaimana kiat jitu mereka membaca tulisan itu.

Tapi, di luar negeri, dan sepertinya di RS modern di sini, hal begitu sudah ditinggalkan. Banyak yang sudah menggunakan sistem terkomputerisasi, yang sudah pasti memudahkan dan mempercepat. Pasien diperiksa, dokter menulis resep, lalu dikirim ke bagian obat, pasien sudah dapat mengambil obat, dan pulang.

Di bagian bawah kertas konsulan pun ada tulisan, sebenarnya: TULISLAH DENGAN JELAS *intinya gitu, aku lupa* pokoknya supaya bisa dibaca. Tapi sebagai dokter spesialis, konsuler, dosen, pasti waktu sangat singkat berjalan, ya kan?

Tapi memang begitu kok, karena ada kemungkinan kesalahan pembacaan resep oleh apoteker dan menjadi fatal bagi pasien. Dokter WAJIB menulis dengan tulisan yang dapat terbaca. Tapi dokter tetap manusia biasa, sebagaimana Rasulullah yang dulu pun tak bisa membaca. Kami berusaha, tapi jangan menyudutkan kami terus. Tulisanku bisa bagus, tapi kalau dalam sehari menulis lebih dari 4 halaman, lama-kelamaan juga penuh singkatan dan bergelombang plus tertiup angin ke sana ke mari. Hahaha.

LOOK DOCTOR's HANDWRITING CARTOONS HERE

Tuesday, June 29, 2010

Gamang..


Bismillahirrahmanirrahim...

Gamang. Gamang suliiing kumandang swaranee... eh, itu sih gambang yah. *garuk2*

Jadi kemaren aku denger orasi *halah apaan nih?* salah satu dosenku, katanya, beliau nggak suka tuh dipanggil dokter, karena beliau nggak suka dokter. Sampe sekarang masih belum suka sama profesi kedokteran, karena udah spesialis PA, lebih suka dipanggil sebagai patologist. Manggilnya juga Pak atau Mas. Hwhwhw.

Beliau cerita, dokter banyak yang munafik. Yang nggak lain karena tuntutan peran. Kuliah di kedokteran, menurutku memang attitude yang paling tinggi nilainya. Dokter itu segalanya, kata orang. Dokter itu harus keren. Harus pinter.

Dokter pake baju nggak rapi? Ih, dokter kok nggak rapi. Dokter rambut gondrong? Ih, dokter kok gondrong. Dokter naik motor? Ih, dokter kok naik motor. Dokter naik angkot? Ih, dokter kok naik angkot. Dokter mukanya jelek? Ah, masa dokter? Staff administrasi kali ah.

Siapa yang bikin nilai '100 besar' di jidat seorang dengan titel dr? Well... itulah masalahnya. Dari dulu, ke-eksklusifan itu udah terbentuk, dan salah satu yang membentuknya adalah masyarakat.

Aku pernah kok, ngeliat dokter Sp. Paru pulang naik angkot. Bahkan dr Sp PA, sengaja tinggal di asrama depan RS karena rumahnya di Jogja. Di sini banyak dr Sp. rantau, hehe.

Pernah diceritain juga, dokter harus tahu semua bidang, banyaklah membaca buku. Saat PTT di desa terpencil, bukan nggak mungkin kamu ditanyain tentang pertanian, peternakan, dll. Orang menganggap kamu segalanya. Kalau ditanya nggak ngerti, rela kamu dibilang poor doctor? hwhw.

Yah, begitulah dunia. Kadang aku juga pengen kayak Rancho *3 idiots* yang menyemangati teman-temannya untuk menggapai impian mereka. Tapi 3 tahun lebih di FK masa aku mau pindah teknik, misalnya. Kenapa dulu aku nggak kepikiran daftar teknik yaa? Haha. Bapak pasti nggak nolak kalo aku ke teknik.

Tapi, ternyata, fisika-ku kan nggak bagus, bisa-bisa teknik bangkrut gara-gara aku masuk sana. *loh??* Dan bisa nggak kelar2 dari sono. Allah memberi jawaban doaku dulu, dan menuntun dengan berbagai kemudahan hingga sekarang. Apa harus aku mengkhianati-Nya dengan tidak menjalankan profesi ini?

Ada banyak pilihan di luar sana, just do your best, Allah is always beside you.

Tuesday, June 22, 2010

Epilepsi?


Bismillahirrahmanirrahim....

Today, aku pergi ke RS, bantuin penelitian. Sebenernya suka sih, ngobrol-ngobrol ama pasien, tapi berangkatnya yang suka males, haha. Akhirnya, cabut jam 9 pagi, udah ditungguin.

Nongkrong di poli saraf, malah ketemu hunbun yang lagi nungguin ibunya di poli sebelah, akhirnya malah ngobras dulu dah. Milih-milih pasien yang mau diajak ngisi kuesioner, salah satunya sekeluarga, lagi mau ngobatin putrinya yang mulai muncul epilepsi lagi. Kasian, dulu waktu kecil umur berapa bulan gitu kejang, akhirnya sampe kelas 3 SD udah nggak sekolah lagi. Penampakannya ya, memprihatinkan, tapi keliatannya sih keluarganya sayang kok. Adiknya yang cowok kena asma, kena air dingin ga bisa, langsung kumat. Tak suruh nanya ke dokternya, kalo mau renang boleh nggak, renang di air anget kali ya?

Sepupuku juga kena asma, dulu pas di tempat Eyang, sempet ujan-ujanan, trus kambuh deh. Temen SMP-ku juga, kalo kelupaan bawa balsem biar asmanya batal kambuh, pake cium-ciumin tip-ex, haha dudul kami ya. Kalo dia udah pingsan, aku yang ikut nunggu di UKS *halah, bilang aja pengen ngabur*.

Ada lagi, ibu-ibu udah cukup tua, kutanyain, beliau yang periksa? Ternyata cuma mau ngambilin obat buat anaknya, tadi pagi epilepsinya kambuh, nggak sadar-sadar. Mana buat ke RS ini harus naik bis, masa iya mau dibawa, kalo kambuh gimana? Akhirnya sendirian aja. Kasian dengernya kan.

Dulu aku dibilang epilepsi ama guruku. Nahlo. Ibuku jengkel abis. Semua karena pas sekitar kelas 3an, aku rekor sering pingsan pas upacara, bahkan pas nggak upacara juga. Pokoknya kalo nggak makan pagi, berdiri lama, insyaAllah pingsan. *HAHHHH, pake insyaAllah lagi*

Sempet sembuh, SMP-SMA sama sekali nggak pernah pingsan. Tapi kambuh lagi pas kuliah *yoiii! ih malu-maluin deh*. Kayaknya sih hipotensi ortostatik, walaupun gak pernah ngecek tensi pas berdiri. Kalo malemnya tidur kurang, trus abis itu berdiri kelamaan. Pingsan deh.

Yang bikin aku jengkel sama diriku sendiri, gara-gara nggak sabaran. Haha. Biasanya kalo mau donor kan ditanyain, semalem tidur berapa jam. Saking semangatnya donor dan nggak ditanyain juga, aku donor lah, mumpung (ada mie ama susu coklat gratis). Nunggu sambil berdiri, lama. Pas gilirannya, coblos 2 kali, sempet lepas juga, pegel. Eh, aura muncul, kunang-kunang, padahal masih tiduran. Akhirnya ngendog di situ bentar, kupikir palingan kalo udah nyeruput susu coklat sembuh. Aku jalan deh tuh, cuma bentaran doang, aku duduk, minum susu sedikit. Trus merem, lemes. Untung aja ditemenin, dia ke sampingku. Aku pingsan ke samping. Idiiih, malu-maluin deh.

Malu-maluin kenapa cerita? Ya kali aja ada yang punya keluhan sama. Pokoknya kalo abis ga tidur, baiknya jangan donor deh. Hehehe. *Anak nakal nih*.

~Smoga Sehat Slalu~

Tuesday, June 15, 2010

Pilihan Terbaik


Bismillahirrahmanirrahim

Hari ini aku kembali diingatkan tentang suatu hal. Hal yang dulu sempat kuucapkan ketika memulai semua ini. Yang kukirimkan untuk-Nya, untuk diberikan jawaban tentang kehidupan masa depan.

Besok SNMPTN, aku hanya bisa berdoa untuk semua yang ikut: Semoga Allah memberi yang terbaik.

Dan itu juga yang aku ucapkan ketika berdoa dulu... Ustadzah D*ah pernah berucap saat aku masih SMP, mintalah pada Allah apa yang terbaik bagi kami menurut-Nya. Itu yang menjawab kegundahanku belakangan ini, karena sejujurnya aku melupakan itu.

Bukan kemauanku untuk masuk ke medical school. Yap, hampir seperti kebanyakan anak lulus SMA yang diminta oleh orangtuanya untuk menjadi seseorang yang berguna. Dulu aku berkata, aku ingin jadi penulis. Tapi jawabannya pun menyadarkanku, bahwa bukan tidak mungkin seorang dokter memiliki profesi lain yaitu penulis.

Bahkan sampai UM 1 (ngerjainnya sambil sakit nih) dan SPMB (SNMPTN jadul) yang sudah kulewati, aku masuk ke pilihan 2 dan 3. Aku udah daftar ulang, tapi dimintalah aku ikut UM 2. Lagi-lagi aku berdoa, berikanlah yang terbaik. Karena bila tidak memegang kalimat itu, rasanya mustahil merasa lega.

Dan ternyata... here we are. Sebenernya ada penolakan di awal, tapi lama-kelamaan mulai merasa beruntung masuk ke kampus sekarang. Tapi kegundahan di belakang muncul lagi. Dan aku menemukan kuncinya. Allah sudah menuntun di jalan yang terbaik... Baik itu di fakultas A, atau B, ketika kamu percaya Allah memilihkannya untukmu, maka jalanilah dengan ikhlas dan hati senang.

Pesanku, jangan kecewa terlalu lama untuk pilihan yang terjadi, bangkitlah lagi, dan perjuangkan. Jangan lupa berdoa, karena doa bisa mengubah takdir.

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)

~salam medichia~

Saturday, June 12, 2010

Childbirth, Dilindungi Kesyahidan



Bismillahirrahmanirrahim....

Ibu, ibu, ibu....
Di blok reproduksi dulu, aku getool banget belajar tentang obstetri en ginekologi... Terutama nontonin video tentang ibu melahirkan.... Seksio sesaria, normal, hypnobirthing... Sebenernya, pas awal kuliah, aku udah dapet softcopy video SC tuh, nonton bareng, alhamdulillah bisa liat sampe selese. Bayangin lah, kalau darah ada di mana-mana, secara yang nonton masih 'awam'. Banyak juga yang nonton nggak tahan atau sambil meringis kesakitan, karena belum terbiasa. Sampe lemes? Bisa jadi. Kusarankan, yang belum pernah nonton, biasakanlah, karena aku pikir itu bener-bener berguna loh. Untuk ngebiasaain nanti kalau kita udah terjun dengan yang 'asli'.

Back to the topic...

Emang wajar kalo ibu dapat balasan syahid untuk melahirkan seorang putra kecil yang lama hidup di perutnya.... Melihat bagaimana seorang ibu mengejan kesakitan walaupun dengan hypnobirthing [melahirkan di air hangat]... apalagi kalo normal?? Aku pernah nungguin ibu yang mau melahirkan, waktu lagi co-muda di RS Margono Soekarjo di bagian VK (Verlos Kamer) yang artinya Kamar Bersalin. Bayangkan setiap kali kontraksi, sang ibu muda itu dengan sekuat tenaga menahan sakit dan menahan 'pup' sampai gelindingan tak tentu. Betapa dekatnya mereka dengan maut. Apalagi kalau ibu-ibu pada males makan nih, sebelum proses itu, bisa lemes kayak ibu saya deeh. Aku hampir divacuum nih... Keluar-keluar juga nggak langsung nangis (kaget kali kamuuu)

Ngeliat darah2 yang keluar banyak pas caesar, bukan nggak mungkin gara-gara itu si ibu justru kehilangan nyawanya... Macem2 penyakit yang bikin si ibu nggak mungkin bisa bertahan dalam kondisi melahirkan....

Dan mengapa ada anak durhaka kepada orangtuanya? Terutama pada ibu?
Dan kenapa ada ibu yang tega membunuh anaknya? Setelah sekian lama bayi itu hidup di dalam perutnya, hasil cinta kasih dengan pasangan hidupnya?
Tidak pernahkah ia berpikir bahwa pada pasangan yang steril [infertil] mereka dengan segenap usaha ingin menambahkan seorang umat Allah yang diharapkan sebagai penerus untuk membela agamanya?

Tentu tidak, karena setan selalu ada di dekatnya.. seseorang dengan iman tipis...

Tadi pagi ada berita seorang Ibu meninggalkan bayinya (yang ari-arinya masih belum dipotong) di depan klinik bersalin dengan selembar surat yang mengatakan bahwa ia menitipkan si bayi itu. 3 tahun kemudian akan diambil dengan tebusan yang sesuai. Apa-apaan? Emangnya tempat titip hewan?
Rata Penuh
Nabi SAW bersabda: Kesyahidan ada tujuh, selain terbunuh pada perang sabilillah; orang yang mati karena keracunan lambungnya, yang tenggelam dalam air, yang pinggangnya terkena virus, yang terkena lepra, yang terbakar api, yang tertimbun reruntuhan bangunan, dan perempuan yang mati karena melahirkan. (HR. Abu Dawud, An-Nasai, Ibn Majah dan Ibn Hibban)

Friday, June 11, 2010

Team Medical Dragon


Bismillahirrahmanirrahim...

It's about TMD or Team Medical Dragon, alias Iryu. Film Jepang tentang Kedokteran yang aku tonton pertama kalinya. Pernah aku ulas di SINI. Udah ada 2 Season, tapi yang kedua terlalu dipolitisir, nggak seseru yang pertama.

Belakangan baru tahu kalau ada komiknya, noh, ada di link. Tapi cukup vulgar, ati-ati aja. Nggak kaya mikoto, mungkin karena pemeran utama alias Asada Ryutarou nggak semuda dan sepolos Mikoto kali ya? Sifat Asada di film ama di komik juga beda, di komik lebih gokil. Tapi mah, karena ceritanya mirip gitu, agak nggak seru bacanya deh.

Thursday, June 10, 2010

The Best Skilled Surgeon


Bismillahirrahmanirrahim...

Kemarin-kemarin, si adek bawa 2 komik. Aku sebenernya suka milih-milih kalo baca komik tuh, paling suka kalo gambarnya yang bagus. EH, ternyata yang dibawa sebenernya gambarnya biasa aja, tapi kok menarik banget ya? Ceritanya bagus, asli. Tentang mikoto, yang waktu kecil operasi jantung, sejak saat itu ia pengen banget jadi dokter bedah anak. Dia punya kemampuan dan bakat yang besar. Sejak kecil dia udah belajar kedokteran, bahkan jahit luka di tangannya pake tangan 1nya. Dia tipe orang yang rela mati yang penting pasiennya selamat. Baru sampe volume 3 sih. Kayaknya aku pengen langganan juga nih, selain Detective Conan. Boleh dicoba ^^.

First Time

Bismillahirrahmanirrahim....

Yap! Here it is!
Sebenernya udah punya akun blogger, yang pertama kali aku buat karena tertarik tentang dunia blog. Tapi setelah kenal sama multiply, yang notabene lebih mudah bersosialisasi, aku akhirnya mulai males ngisi blogger. Ada keinginan lagi buat eksis di BS, dengan fokus yang khusus. Nah, apalagi? Ilmu agama udah, sastra udah, jadi ya yang sesuai sama bidang ilmu-ku, yaitu kedokteran. Jangan pikir aku tahu segalanya juga loh, kita di sini sharing, sama-sama belajar. Namanya manusia pasti juga nggak luput dari salah, sebelum itu terjadi di sini aku ngucapin maaf dulu *yeee ngeduluin kamu!*

Actually, tadinya mau bikin WP, dan ternyataaaa... susahnya bukan main. Selain ada iklan segala, ribet juga urusan editingnya, udah gitu ga bisa bebas pake tema lagi. Ada caranya sendiri kalo mau pake template, capek deh. Aku nggak tidur semaleman cuman buat bikin WP dan MENGHAPUSNYA kembali. RITE! Tapi nggak pa-pa, kalo udah kemauan suka gitu, bisa nggak ngantuk sama sekali.

Terus kenapa site ini dinamain Starrymedichia? Itu karena aku suka bintang.. Medic karena ini blog tentang kesehatan. Chia? diimut-imutin aja, nanti kalo udah ada arti lain aku kasi tau deh, hwhwhw. Tetep blogwalking ke sini ya! Salam ukhuwah!

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...